Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah belum memutuskan untuk membeli vaksin COVID-19 dari Astra Zeneca sehingga informasi pembatalan pembelian vaksin itu tidak sepenuhnya benar.
“Berita tersebut (pembatalan pembelian vaksin Astra Zeneca) tidak sepenuhnya benar karena belum diputuskan dan Astra Zeneca itu menjadi salah satu kandidat,” kata Airlangga dalam jumpa pers daring di Jakarta, Selasa (27/10).
Menurut dia, pemerintah tetap mengkaji produsen vaksin COVID-19 di antaranya Astra Zeneca, Sinovac dan prosuden lainnya.
Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) ini menyebut Astra Zeneca menjadi salah satu kandidat karena harganya mendekati harga publik.
Baca juga: Menristek: Eijkman bersiap uji kandidat bibit vaksin COVID-19 di hewan
Perusahaan tersebut, kata dia, juga menyakinkan bisa menyediakan vaksin dalam volume yang besar.
Namun, lanjut dia, ketersediaan vaksin dari perusahaan yang bermarkas di Inggris itu tidak dalam waktu dekat dan baru bisa masuk diperkirakan pada kuartal kedua tahun 2021.
“Oleh karena itu arah presiden terhadap vaksin seperti Astra Zeneca, Sinovac dan lainnya itu tetap dikaji dan tentunya nanti dilihat sesuai kebutuhan yang ada di Indonesia dan juga kerja samanya ke depan,” katanya.
Pemerintah, lanjut dia, juga mencermati perkembangan vaksin Merah Putih untuk ke depan diproduksi di dalam negeri.
Meski begitu, lanjut dia, pemerintah menyasar kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin COVID-19 itu seperti dari Sinovac yang akan diproduksi BUMN dalam negeri Bio Farma karena kapasitas produksi di Indonesia juga cukup luas.