Medan (ANTARA) - BMKG Deliserdang melakukan kunjungan ke Kabupaten Labuhanbatu dan Asahan dalam upaya sosialisasi terkait informasi gempa bumi dan tsunami di kedua daerah pesisir Pantai Timur Sumatera Utara itu.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Deli Serdang, Teguh Rahayu, yang dihubungi dari Medan, Sabtu (5/9), mengatakan, kunjungan itu dilakukan untuk sosialiasi tentang Warning Receiver System New Generion (WRS New Gen).
Baca juga: BMKG catat terjadi 22.052 petir di Sumut akhir Agustus
Juga dalam mengatasi troubleshooting WRS New Gen untuk masalah umum yang terjadi di dua fasilitas informasi gempa dan tsunami yang sudah terpasang di Labuhanbatu dan Asahan tersebut.
Kawasan pesisir Pantai Timur Sumatera Utara merupakan wilayah yang berdampak gempa bumi akibat aktivitas sesar Sumatera dan Patahan Renun.
Kawasan Labuhanbatu dan Asahan merupakan daerah yang berdampak dari gempa bumi Tapanuli Utara pada 19 Januari 2019.
Walaupun tidak menimbulkan kerusakan bangunan dari gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5.0 itu, dari keterangan warga, gempa tersebut sangat terasa di Labuhanbatu, getarannya seperti terayun dan menimbulkan sedikit rasa pusing.
Dalam kunjungan itu, Tim BMKG Deliserdang juga memaparkan beberapa kajian kegempaan di Sumatra Utara dan dampak potensi kegempaan di pesisir pantai timur Sumatra Utara.
Juga dirangkai dengan penyerahan buku "Wajah Tektonik di Sumatra Bagian Utara" kepada pemerintah kabupaten daerah setempat.
Dalam kunjungan itu tim BMKG Deliserdang di Labuhanbatu langsung diterima Sekdakab Labuhanbatu, Ir. Muhammad Yusuf Siagian, dan di Asahan diterima Kepala Pelaksana BPBD Asahan Asrul Wahid yang didampingi Kabid Kedaruratan dan Rekonstruksi, Bapak Muhammad Afifuddin.
"Harapannya, kunjungan dan sosialisasi itu dapat sebagai sebagai penguatan sistem dalam membangun sinergitas antara BMKG dan pemerintah kabupaten," katanya.