Tapanuli Selatan (ANTARA) - Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M. Pasaribu baru saja menerima kunjungan kerja anggota DPRD daerah pemilihan Sumut VII di ruang kerjanya.
Ada berbagai hal yang disampaikan dalam pertemuan, demikian catatan Bupati secara tertulis yang diterima ANTARA, Sabtu (11/7).
Apa saja yang dia sampaikan kepada anggota DPRD Sumut asal Dapil VII di Sipirok, Rabu (8/7) itu? ini dia catatannya.
Bahwa Tapanuli Bagian Selatan (disebut Tabagsel) meliputi Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Padang Lawas Utara dan Padang Lawas adalah satu daerah yang tak dapat dipisahkan. Dulunya, satu kesatuan Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Pada tahun 2007 melalui Undang-undang nomor 37 dan 38 Padang Lawas Utara dan Padang Lawas mekar menjadi wilayah kabupaten. Dan, salah satu keputusannya mengharuskan ibukota Tapanuli Selatan harus di Sipirok."
Sebelumnya Mandailing Natal (Madina) pada tahun 1998 menjadi wilayah kabupaten dan peningkatan status dari Kota administratif Padang Sidempuan tahun 2001 menjadi pemerintah kota. Dimana saat itu ibukota Tapanuli Selatan masih berkedudukan di Padang Sidempuan.
Seiring berjalannya waktu "networking" adalah merupakan modal kami dalam membangun Ibu Kota Tapanuli Selatan. Baik membangun infrastruktur jalan maupun pusat perkantoran Pemkab Tapanuli Selatan di Sipirok.
"Karenanya, saya minta kepada semua yang hadir agar ke depan kita selalu serius terhadap sinergitas pembangunan dalam menunjang skala prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah atasan, dan ke depan kami tawarkan agar Tabagsel ditetapkan sebagai kawasan strategis energi baru terbarukan (EBT) yang dapat menunjang keberhasilan program pembangunan lainnya di daerah," pinta Syahrul.
Yang terpenting, kata Syahrul, daerah-daerah di Tabagsel agar bersinergi dalam menjalankan pembangunan secara berkesinambungan. Kiranya ke depan para Kepala Daerah di Tabagsel diundang untuk saling diskusi terkait sinergitas pembangunan meski hal ini sedikit sulit dan butuh kesabaran, sebutnya.
Pertanian Kopi
Sisi lain, Syahrul juga berbicara soal hasil produksi pertanian unggulan disamping bahan pangan seperti beras yakni Kopi. Tentu dulunya di Sumatera Utara bahkan di Sumatera terkenal istilah Kopi Mandailing. Setelah itu, barulah hadir istilah kopi seperti Kopi Arabika Sipirok.
"Tantangan ke depannya bahwa Kopi Simalungun sudah bekerja sama dengan Starbucks. Jadi, kita (Tapanuli Selatan) harus ekstra kerja keras agar dapat mengangkat varietas kopi lokal bisa bersaing apalagi sudah mulai dilirik dunia luar," ungkapnya.
Syahrul juga menginformasikan bahwa Kopi Arabika Sipirok sudah mengantongi sertifikat IG (Indikasi Geografis) dari Kementerian Hukum dan HAM, tentu hak paten ini akan terus didorong sehingga ke depan produk pertanian daerah mampu dapat terus berkembang.
Pemerataan pembangunan
Dalam hal mendistribusikan program pembangunan, Bupati dua peridode (2010-2015 dan 2016-2021) ini tidak membenarkan adanya "penganak tirian" terhadap kecamatan-kecamatan yang ada di Tapanuli Selatan.
"Walau seluruhnya belum merasa puas, namun secara metode membangun semua kita upayakan merata. Bahkan tidak jangan terfokus anggaran APBD saja, namun 'networking' atau jaringan menggiring anggaran baik dari tingkat Provinsi Sumut maupun Pusat terus diperkuat," katanya.
Dorong daerah irisan WTP
Sementara dalam hal sinergitas terkait pencapaian opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK-RI dalam hal pengelolaan keuangan daerah di antara Kepala Daerah di Tabagsel kita selalu mendorong agar daerah lain juga bisa meraih WTP tersebut.
"Tetapi sampai saat ini baru Kabupaten Padang Lawas Utara yang sudah pernah WTP," ungkapnya seraya berharap daerah kabupaten/kota lain di Tabagsel mendapatkan opini WTP tersebut.
Dikesempatan pertemuan itu Syahrul juga mencatat soal sektor UMKM yang dalam perkembangannya menjadi tugas ke depan agar lebih baik lagi, bahkan masa pandemi COVID-19 UMKM diberdayakan.
"Semasa pandemi corona virus disese 2019 (COVID-19) sejumlah UMKM dilibatkan pembuatan masker kain yang dipusatkan pengerjaannya di Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Sipirok. Sehingga dinilai dapat mengurangi dampak ekonomi," katanya.
Demikian halnya pembuatan batik lokal di wilayah Kecamatan Batang Toru yang produksinya berjalan baik sehingga mampu mendorong peningkatan ekonomi serta mengurangi pengangguran. Dimana, ke depan usaha-usaha berbasis masyarakat seperti ini, kata Syahrul, akan di tingkatkan bahkan di dukung agar berkembang.
Kunjungan dalam rangka LPJ APBD Sumut tahun anggaran 2019 ini anggota DPRD Sumut Dapil VII ini dipimpin oleh Wakil Ketua I DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution (Gerindra) dan 8 anggota DPRD yaitu Abdul Rahim Siregar (PKS), Tondi Roni Tua (Demokrat), Ahmad Fauzan (PAN), Fahrizal Effendi Nasution (Hanura), Rahmat Rayyan Nasution (Gerindra), Parsaulian Tambunan (Nasdem), Syahrul Effendi Siregar (PDIP), Syamsul Qamar (Golkar).
Dalam programnya, pihak DPRD Sumut juga mengungkapkan kesiapannya dalam sinergitas untuk pembangunan jalan menghubungkan daerah Padang Lawas dan Mandailing Natal.
Tapanuli Selatan (Batang Toru) dengan Mandailing Natal dianggap selesai, dan Tapanuli Selatan (Biru) dengan Padang Lawas Utara juga dalam program yang akan menjadi akses jalan provinsi ke depannya.
Hadir mendampinginya catat Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M. Pasaribu saat itu Sekda Tapanuli Selatan Parulian Nasution, Asisten, Pimpinan OPD, Kabag Humas dan Protokol Tapsel Isnut Siregar disamping 13 perwakilan OPD Provinsi Sumatera Utara.