Banjarmasin (ANTARA) - Asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aat Surya Safaat bersama 16 wartawan senior lainnya menerima anugerah “Press Card Number One” (PCNO) dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Provinsi Kalimantan Selatan.
Aat dan belasan wartawan senior lainnya itu menerima penghargaan berupa Sertifikat dan Kartu Pers Nomor Satu tersebut pada puncak perayaan HPN 2020 yang berlangsung di Banjarmasin Kalimantan Selatan, Minggu.
PCNO disampaikan oleh Ketua Umum PWI Atal S Depari
Aat yang sejak 2019 mendapat amanah sebagai anggota Dewan Penasehat PWI Jaya. Jurnalis lainnya dari PWI Jaya juga mendapatkan anugerah PCNO, yakni Tubagus Adhi yang berkedudukan sebagai Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan.
Selain Aat dan Tubagus Adhi, wartawan yang menerima PCNO pada HPN 2020 adalah Rusdiansyah Aras (Kaltim Post), H. Kurnati Abdullah (Ketua Dewan Kehormatan Provinsi - DKP) PWI Sumsel, H. Octap Riady, SH (Ketua PWI Bidang Advokasi), dan Firdaus Komar (Ketua PWI Sumsel).
Wartawan lainnya yaitu Tri Putra Toana (Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Mercusuar, Palu), IGMB Dwikora Putra (Ketua PWI Bali), H. Hermansjah, SE (Ketua PWI Sumut), Wawan Djuwarna (anggota Komisi Kompetensi PWI), dan Dr. Eduard Depari (Penasehat PWI).
Selain itu juga Abdul Munib (Pengurus PWI Pusat), H. Zulmansyah Sekedang (Ketua PWI Riau), H. Helmi Burman (mantan Ketua PWI Riau), Oberlin Marbun (Bendahara PWI Riau), H. Fendri Jaswir (Sekretaris DKP PWI Riau), dan H. Novrizon Burman (Wakil Ketua PWI Riau).
Adapun pemilihan wartawan penerima PCNO dilakukan oleh satu tim juri yang dibentuk oleh PWI Pusat serta diputuskan dalam rapat pleno organisasi kewartawanan tersebut.
Anugerah PCNO diberikan sejak HPN 2010 di Palembang Sumatera Selatan. Tokoh pers yang menerima pengharaan tersebut di antaranya Rosihan Anwar, Jacob Oetama, Herawati Dyah, Dahlan Iskan, Gunawan Muhamad, Fikri Jufri, Karni Ilyas, Ishadi SK, Pia Alisyahbana, dan Bambang Hatrimurti.
Pemberiaan kartu pers istimewa itu kemudian berlanjut di HPN 2011 di Nusa Tenggara Timur (NTT), HPN 2012 di Jambi, HPN 2013 di Sulasewi Utara, HPN 2014 di Bengkulu tidak diberikan, dan diberikan lagi pada HPN 2015 di Kepri dan HPN 2016 di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kemudian dua tahun berturut-turut, yakni pada HPN 2017 di Ambon dan HPN 2018 di Sumatera Barat penghargaan PCNO tidak diberikan, dan baru pada HPN 2019 di Surabaya dan HPN 2020 di Kalimantan Selatan diadakan kembali.
Khusus di Kalimantan Selatan, rangkaian acara HPN 2020 berlangsung di Kota Banjarmasin dan di Kota Banjarbaru dengan kegiatan berupa seminar, pameran pers, bedah buku, Konvensi Nasional Media Massa, dan penanaman pohon untuk penghijauan.
Penghargaan PCNO diberikan kepada wartawan yang sudah lebih dari 25 tahun mengabdikan dirinya di dunia pers serta berkinerja profesional, berdedikasi, mempunyai pengorbanan kepada dunia pers, menjunjung tinggi kebebasan pers, dan patut diteladani.
Aat Surya Safaat, salah satu asesor UKW-PWI selaku penerima PCNO menyatakan bersyukur mendapatkan penghargaan istimewa bagi kalangan wartawan itu. “Saya tak pernah bermimpi mendapat penghargaan Press Card Number One. Ini menjadi kebanggaan tersendiri dalam hidup saya,” kata jurnalis asal Pandeglang Banten yang telah menekuni profesinya di dunia jurnaistik selama 30 tahun itu.
Aat termasuk dari sedikit wartawan yang menekuni profesinya secara lengkap, antara lain pernah menjadi Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York selama lima tahun (1993 - 1998), Kepala Biro ANTARA Jawa Barat empat tahun (2004 - 2007), dan Direktur Pemberitaan LKBN ANTARA selama hampir dua tahun (2016 - 2017).
Selain itu, jurnalis yang mempunyai satu putera dan satu puteri itu mendapat amanah sebagai Pembina Media Fakta Hukum Indonesia (FHI) sejak 2016 serta termasuk pendiri Kantor Berita Mi’raj Islamic News Agency (MINA). MINA yang didirikan pada akhir 2012 itu menyiarkan berita dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Arab.
Aat juga menulis buku, di antaranya “Tokoh-tokoh Inspiratif Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar” (2015), “Djoko Santoso Bukan Jenderal Kancil” (2013), dan “Gagasan dan Pemikiran Suripto, Intel Tiga Zaman” (2018) serta pernah menjadi Ketua Panitia Anugerah Jurnalistik MH Thamrin ke-39 (2013).
Khusus dalam pengalaman organisasi, selain di PWI yang masih aktif sampai sekarang, Aat juga pernah menjadi anggota United Nations Correspondent Association (UNCA) selama 1993 - 1998 dan anggota New York Foreign Press Center pada 1993 - 1998.
Jurnalis senior itu juga berpengalaman sebagai Humas Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) dari 2010 hingga 2015, Humas Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) 2011 sampai sekarang, dan anggota Komisi Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2015.
Selain itu wartawan yang juga ditunjuk sebagai anggota Tim Penilai Kepala Daerah dengan SK Mendagri pada 2017 itu juga mendapat amanah sebagai Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) sejak 2015 dan Ketua Bidang Humas Ormas Mathla’ul Anwar sejak hampir sepuluh tahun terakhir.