Medan (ANTARA) - Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA), Rabu (18/12), kembali menyelenggarakan Seminar Usulan Pahlawan Nasional bagi salah satu pendiri Ormas Mathla’ul Anwar, KH Mas Abdurrahman bin Jamal Al-Janakawi.
Ketua Bidang Humas PBMA Aat Surya Safaat kepada pers, Rabu, di Serang, Banten, mengemukakan, seminar yang berlangsung di Aula Pendopo Gubernur Banten itu mendapat dukungan penuh dari Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wakil Gubernur Andika Hazrumy.
“Dengan adanya dukungan para petinggi di Pemerintahan Provinsi Banten ini, kami semakin yakin bahwa almarhum KH Mas Abdurrahman tahun 2020 akan dianugerahi penghargaan sebagai Pahlawan Nasional,” kata wartawan senior yang pernah bertugas sebagai Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York AS itu.
Aat lebih lanjut menjelaskan, Seminar Usulan Pahlawan Nasional bagi KH Mas Abdurrahman adalah amanat dari Rakernas Mathla’ul Anwar 2019 yang berlangsung di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dari 31 Agustus hingga 1 September 2019.
Sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Rakernas Mathla’ul Anwar 2019 itu, PBMA menyelenggarakan Seminar Usulan Pahlawan Nasional bagi KH Mas Abdurrahman pada 28 November 2019 di Pandeglang atas kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pandeglang.
Seminar Usulan Calon Pahlawan Nasional di daerah pengusul itu sendiri adalah salah satu prasyarat yang ditentukan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK). Setelah pelaksanaan seminar itu ada rekomendasi dari Bupati Pandeglang kepada Gubernur Banten untuk mengusulkan secara resmi KH Mas Abdurrahman bin Jamal Al-Janakawi sebagai Pahlawan Nasional.
Selanjutnya Gubernur Banten akan mengusulkan KH Mas Abdurrahman bin Jamal sebagai Pahlawan Nasional kepada Presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, dengan Surat Pengantar dari Dinas Sosial Provinsi. Rekomendasi usulan Pahlawan Nasional dari Gubernur Banten itu akan disampaikan secara resmi setelah adanya hasil sidang Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) tingkat Provinsi.
Menurut Aat, KH Mas Abdurrahman bin Jamal Al-Janakawi itu sendiri memang layak mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Alasannya, almarhum adalah tokoh pendidikan terkemuka di Banten, dan ulama Banten itu semasa hidupnya juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan RI.
Dalam upaya membuktikan luasnya dukungan terhadap usulan Pahlawan Nasional bagi KH Mas Abdurrahman, tujuh Wilayah Mathla’ul Anwar yang relatif dapat mewakili wilayah-wilayah Mathla’ul Anwar lainnya di seluruh Indonesia juga menyelenggarakan seminar usulan Pahlawan Nasional.
Sampai sejauh ini sudah dua wilayah Mathla’ul Anwar yang menyelenggarakan seminar tersebut, yakni Wilayah DKI Jakarta dan Kalimantan Barat, dan pada 18 Desember 2019 ini Wilayah Banten menyelenggarakan seminar yang sama, sedangkan empat wilayah lainnya segera menyusul untuk menyelenggarakan seminar yang sama.
Seminar dan kajian akademis tentang kiprah KH Mas Abdurrahman sudah harus selesai pada Maret 2020 karena semuanya, plus Surat Rekomendasi dari Gubernur Banten harus diajukan paling lambat pada April 2020.
Khusus Seminar Usulan Pahlawan Nasional bagi KH Mas Abdurrahman yang diselenggarakan di Serang Banten, narasumber yang tampil adalah Tokoh Banten H Embay Mulya Syarief, Sejarawan Bonnie Triyana Ph.D, Sejarawan Mufti Ali Ph.D, dan Peneliti dari Kementerian Agama Dr Ahmad Huriyudin Humaedi.
Sementara itu rekam jejak sejarah menunjukkan, KH Mas Abdurrahman bersama rekannya, KH E Mohammad Yasin dan KH Tb Mohammad Sholeh, dibantu oleh sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di daerah Menes mendirikan Mathla’ul Anwar pada 10 Ramadhan 1334 Hijriah atau 10 Juli 1916.
Mathla’ul Anwar didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding Nahdlatul Ulama (NU). Muhammadiyah dirikan pada 18 November 1912 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan dan NU pada 31 Januari 1926 di Surabaya oleh KH Hasyim Asy’ari.
Kini dalam usianya yang mencapai 103 tahun Mathla’ul Anwar telah memiliki pengurus wilayah di 30 provinsi, 63 perguruan, dan ribuan madrasah di seluruh Indonesia, bahkan telah memiliki perguruan tinggi, yakni Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) di Pandeglang, Banten.