Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Kelompok Muda Mandiri dan Kreatif (KMMK) Padangsidimpuan - Tapanuli Selatan melaksanakan workshop dalam rangka memeringati hari bumi tahun 2018.
Direktur KMMK Padangsidimpuan - Tapanuli Selatan, Irham Bakti Pasaribu, Selasa, kepada antara di Tapanuli Selatan, mengatakan workshop mengangkat tema; "Peran Naposo Nauli Bulung (NNB) sebagai pagar 'ni huta' dalam menjaga ekosistem Batang Toru.".
Tema tersebut menurut KMMK menarik untuk didiskusikan selaku ' pagar ni huta' NNB dituntut dapat menyelaraskan antara pengelolaan sumber daya alam dan kearifan lokal demi mewujudkan Tapanuli Selatan yang Sehat Cerdas dan Sejahtera sesuai visi misi Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu.
Baca juga: 70 Persen Kades Incumbent gagal
"NNB selaku pagar nihuta (baca: Pemuda/pemudi setempat harus berperan aktif serta bertanggung jawab penuh untuk dapat melindungi kampung/desa nya) dari segala hal kemungkinan.
Irham menjelaskan NNB juga merupakan bagian dari kekayaan daerah Tapanuli Selatan. Tidak ada di tempat (daerah) lain selain di bumi 'dalihan natolu' Tapanuli Selatan (Tabagsel) ini.
"Kita harus percaya diri untuk mengenalkan NNB (budaya) kita ini pada dunia, bahwa tatanan bermasyarakat termasuk penjagaan lingkungan sudah dari turun temurun ada aturannya dalam budaya kearifan lokal kita,"sebutnya.
Sementara Riski Abadi Rambe selaku panitia menyampaikan kegiatan yang berlangsung dua hari mulai tanggal 21 April hingga 22 April 2018 ini mengambil dua lokasi yaitu di Puncak Tunggal Birong, Kecamatan SD.Hole- Sitinjak, Kecamatan Angkola Barat, Tapanuli Selatan.
Sementara Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M. Pasaribu mengatakan kegiatan workshop tersebut sangat baik dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di daerah itu, dan harus dilaksanakan secara kontinu. "NNB itu 'the man of the feucher' (pemilik masa depan), jadi harus pro aktif demi kemajuan pembangunan daerah dari segala bidang.
Workshop ini menghadirkan nara sumber yakni Ch. Sutan Tinggi Barani Perkasa Alam Siregar (tokoh adat Tabagsel), Abadi Siregar (Kadis PMPPTSP Tapsel), Popo Dedy Iskandar (Concervation International Indonesia), Hajrul Aswat Siregar (Ketua DPD KNPI Tapanuli Selatan), Tokoh Pemuda Tapsel, Dolly P. Pasaribu (Sekjend KNPI Tapsel) yang dimoderatori Rahmat Kurniawan Siregar.
Dari kegiatan tersebut sejumlah komitmen/rekomendasi pun mereka hasilkan; Pertama, berkomitmen untuk ikut secara aktif untuk pelestarian ekosistem Batang Toru selaras dengan pengelolaan sumber daya alam dan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Kemudian, komit menjaga dan melestarikan cultural heritage (warisan budaya) kearifan lokal yang ada di Tapanuli Selatan.
Selanjutnya, komit untuk berkontribusi aktif untuk kemajuan daerah Tapanuli Selatan, lalu merekomendasikan dilakukannya upaya-upaya pembinaan/pendidikan masyarakat khususnya NNB dalam rangka pelestarian budaya kearifan lokal, rekomendasi pengadaan bahan bacaan dan media lainnya di desa-desa / kelurahan tentang adat budaya Tapsel.
Merekomendasikan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan untuk pelestarian lingkungan, meminta kepada pihak-pihak yang melakukan aktifitas konservasi agar melibatkan NNB, merekomendasikan agar dibuatnya legitimasi yang jelas tentang pelestarian kearifan lokal dan kaitannya dengan penjagaan lingkungan, terakhir merekomendasikan dibentuknya NNB di Tapsel.
Kegiatan yang diikuti sekitar 600-an peserta (di dua tempat) ini dihadiri Asisten, SKPD, Camat, Polres Tapsel, Kodim 0212/TS, LSM, serta tokoh tokoh masyarakat daerah itu.
