Medan (Antaranews Sumut) - Amartha-pionir financial technology peer-to-peer lending sudah menyalurkan kredit atau pinjaman sekitar Rp220 miliar untuk 87ribuan pengusaha mikro di pedesaan Indonesia
"Amartha terus berupaya meningkatkan pembiayaan untuk pengusaha mikro dengan menambah investor agar perekonomian masyarakat semakin meningkat," ujar Branch Manager PT Amartha Mikro Financial Technology, Lydia M Kusnadi di Medan, Selasa.
Menurut dia, jumlah investor yang sudah menjadi "member" Amartha untuk terhubung dengan pengusaha mikro itu sudah mencapai 20ribuan.
Jumlah investor itu sebagian besar atau 70 persen merupakan perorangan atau pribadi.
"Syukur sejak beroperasi mulai 2010, Amartha yang
terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin dipercayai investor, ujar Lydia yang didampingi PR and Social Impact Manager Amartha, Ahmad Zaki.
Meskipun diakui masih tetap perlu sosialisasi tentang keberadaan dan peran Amartha yang membuka akses untuk sejahtera bersama antara pengusaha mikro dan investor.
"Sebagai pionir fintech (financial technology) peer-to-peer (P2P) lending, Amartha membuka kesempatan bagi masyarakat sebagai investor untuk terhubung dengan pengusaha mikro pedesaan melalui pinjaman modal," ujarnya.
Investor akan mendapat imbal hasil bersaing dengan menambah arti kegiatan sosial pendana tersebut, sementara pengusaha mikro di pedesaan bisa semakin maju.
Untuk keamanan investor, Amartha melakukan mitigasi risiko gagal bayar dengan sistem tanggung renteng dalam kelompok, asuransi jiwa, dan asuransi kredit.
"Investor akan merasa semakin aman karena seluruh kegiatan pendanaan dapat terpantau melalui dashboard dinamis Amartha," kata Lydia.
Hingga tahun ini kredit bermasalah usaha mikro di Amartha masih nol persen karena selain selektif, manajemen juga memang menjaga kelancaran pembayaran nasabah .
"Manajemen berharap suatu saat Amartha membuka cabang di Medan sehingga dewasa ini manajemen berupaya mencari investor," katanya.
