Medan, 8/12 (Antarasumut) - Membangun kota Medan tidak hanya membangun fisiknya saja, tetapi juga perlu membangun peradaban lokal kota Medan.
Karena sesungguhnya yang harus dibangun itu ialah mental manusianya.
Hal ini disampaikan Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution MSi saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Dewan Kota Medan dengan tema "revitalisasi kearifan lokal dalam memperkuat kohesi kota Medan" di Hotel Dharma Deli, Kamis (8/12).
FGD yang diselenggarakan Dewan kota Medan ini di ikuti oleh tokoh-tokoh masyarakat dan budayawan, serta menghadirkan narasumber di bidang budaya diantaranya Prof. Dr.H. Usman Pelly dan Prof.Dr. Silvana Sinar.
Dikatakan Wakil Walikota Medan, saat ini masyarakat kehilangan identitas lokalnya, hal ini disebabkan karena serbuan budaya luar. Untuk itulah perlu dibangun sosial engineering di masyarakat agar kearifan lokal tetap terjaga.
"Perlu kita sadari saat ini kita kehilangan jati diri kita sebagai warga kota Medan, kita sering mengikuti budaya luar terutama dalam penggunaan bahasa, masyarakat lebih sering menggunakan kata ngadem ketimbang berteduh, padahal ngadem itu bukan bahasa kita," ungkap Wakil Walikota Medan.
Selain itu, dalam membangun kota Medan juga diperlukan adanya sosial engineering, sebab setiap pembangunan berkaitan erat dengan kepuasan masyarakat yang hanya dapat diselesaikan melalui sosial engineering tersebut.
"Dalam membangun kota, peran sosial engineering ini sangat diperlukan, karena sebagus apapun yang kita bangun bila kepuasan sosial kita tidak terpenuhi maka hasilnya pun akan percuma"kata Wakil Walikota Medan.