Tapanuli Selatan,12/12(Antarasumut)-
"Kondisi tersebut jauh dari harapan masyarakat yang kerap ramai pengunjung disaat liburan datang,"ujar Amal Pulungan (35) seorang pedagang makanan dan minuman dilokasi wisata teresebut, Minggu (11/12).
Selain tidak ada perobahan signifikan, pengaruh berbagai kutipan di banyak titik di lokasi wisata tersebut disinyalir membuat para wisatawan sedikit 'malas' mengunjungi objek wisata pemandian alam tersebut.
Dimana sebutnya, setiap jengkal tanah yang dilintasi para wisatawan wajib memberikan 'uang kebersihan' istilah kutipan ke masing-masing pemilik lahan (tanah) sebesar Rp.2 ribu.
Menurut dia, warga setempat banyak tidak setuju atas kebijakan kurang populer yang dipertontonkan warga dengan cara melakukan kutipan disetiap jengkal tanah milik masing masing warga setempat tersebut.
"Saya sih sebenarnya lebih sepakat sistem pengelolaan retribusi Aek Sijorni lewat satu pintu, tepatnya di gerbang pintu masuk objek wisata menghindari kesan kutipan liar," ujarnya.
Hamdan Nasution (60) seorang pengunjung mengatakan mengaku kesal atas sikap banyaknya kutipan dengan dalih uang kebersihan setiap langkah tanah miik masyarakat di lokasi objek wisata alam tersebut.
"Cukup kali ini saya rasanya mengunjungi wisata alam air Aek Sijornih, disamping begitu-begitu saja sambutan masyarakatnya juga kurang populer," sebutnya.
Libur Panjang Aek Sijorni Sepi Pengunjung
Senin, 12 Desember 2016 23:57 WIB 4532