Lumbanjulu, 14/8 (Antara) - Pemkab Toba Samosir (Tobasa), Sumut, berhasil menyusun strategi keberlanjutan model pengelolaan hutan dan daerah aliran sungai berbasis masyarakat yang dilaksanakan proyek Strengthening Community Based Forest and Watershed Management-SCBFWM.
"Teknik strategi private sector bersama Pemkab Tobasa dalam pengelolaan hutan dan daerah aliran sungai (DAS) berhasil disusun pascaberakhirnya proyek SCBFWM di daerah ini," kata Regional Fasilitator SCBFWM, Ir M Khairul Rizal, MSi di Lumbanjulu, Kamis.
Proyek SCBFWM, lanjutnya, tersebar di 6 lokasi propinsi yaitu Propinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Lampung dan Sumatera Utara dengan salah satu kegiatan utama untuk membangun model pengelolaan hutan dan DAS berbasis masyarakat.
Kegiatan ini harus melibatkan masyarakat melalui kelompok (Community Based Organization - CBO).
Penyusunan teknik strategi keberlanjutan kegiatan model pengelolaan hutan tersebut diselenggarakan di hotel Inna Parapat, Sumatera Utara diikuti sejumlah instansi terkait, di antaranya Kepala Bappeda Kabupaten Tobasa, Bappeda Propinsi Sumut, Kepala BPDAS Asahan Barumun dan beberapa utusan SKPD Tobasa.
Ke depan, menurut Khairul perlu dibuatkan rencana kerja dan rencana aksi sesuai tupoksi masing-masing instansi terkait dengan konsep lebih jelas tentang "siapa" mengerjakan "apa", melalui forum yang melibatkan semua pemangku kepentingan di daerah setempat.
Sebab, kata dia, selama ini kinerja lintas sektoral setiap SKPD seolah-olah berjalan sendiri-sendiri.
"Forum koordinasi tentang kebutuhan para pihak antara Pemerintah, swasta dan LSM dalam strategi pengelolaan hutan berbasis masyarakat perlu dirancang," ujar Khairul.
Forum koordinasi tersebut, lanjutnya, akan menggali berbagai masukan bersinergi dengan rencana pengelolaan hutan dan DAS sesuai rencana kerja instansi terkait dengan melibatkan para pemangku kepentingan dalam wilayah bersangkutan.
Kementerian kehutanan melalui SCBFWM telah mengembangkan model pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan membuat tiga unit rumah kompos, masing-masing di Desa Jangga Toruan, Hatinggian dan Desa Lumbanlobu Toruan, Kecamatan Lumbanjulu.
Selain itu, sembilan unit rumah bibit yang tersebar pada beberapa desa di Kecamatan Lumbanjulu berhasil dibangun serta melakukan penananam pohon endemik Kemenyan khas daerah Toba Samosir.
"Pada 2014 ini, SCBWFM lebih memfokuskan programnya untuk meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat atau CBO," jelas Khairul.
Sementara itu, Kabid Sosbud dan Ekonomi dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tobasa, Benny Girsang menyebutkan, Pemerintah daerah setempat mendukung sepenuhnya program SCBFWM dalam upaya mengatasi degradasi hutan dan lahan di Kabupaten setempat.
"Benang merah dari misi pengelolaan hutan dan DAS yang dilakukan SCBFWM terlihat pada misi Pemerintah daerah dalam mewujudkan pengembangan ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumber daya alam," kata Benny. ***3***
(T.KR-HIN/B/F.C. Kuen/F.C. Kuen)