Parapat, Sumut, 20/8 (Antara) - Terdapat 17 kelompok masyarakat (Pokmas) di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara berharap program pengelolaan hutan dan daerah aliran sungai (DAS) berbasis masyarakat dilaksanakan secara berkelanjutan.
Program yang melibatkan kaum perempuan ini sangat besar dampaknya mendorong partisipasi masyarakat untuk melestarikan hutan dan lahan dalam rangka merehabilitasi DAS Gopgopan," ujar Ketua Kelompok Masyarakat Makmur Desa Jangga Toruan Toba Samosir Jaimar Manurung, Rabu.
Pokmas mitra binaan proyek "Strengthening Community Based Forest and Watershed Management" (SCBFWM) Sub Daerah Gopgopan Toba Samosir menilai program ini sangat bermanfaat.
Harapan ini disampaikan pada diskusi dan evaluasi proyek SCBFWM yang dilaksanakan di Hotel Sedayu 2 kota wisata Parapat Kabupaten Simalungun.
Jaimar menilai pelaksanaan proyek SCBFWM program kerja Kementerian Kehutanan dan didukung Global Environment Facility (GEF) melalui UNDP di Indonesia bisa mengurangi degradasi hutan dan lahan.
Regional Fasilitator SCBFWM Sumut M Khairul Rizal mengatakan rapat evaluasi untuk menggali informasi dan data tentang dampak dari proyek SCBFWM yang telah dilakukan kepada kelompok masyarakat selama hampir lima tahun di lokasi proyek.
"Evaluasi untuk mengetahui perkembangan dan kemanfaatan proyek yang dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat," kata Rizal.
Dia menambahkan dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan membawa dampak terhadap biofisik DAS, sosial ekonomi dan kapasitas kelembagaan pemerintah. ***3***
(T.KR-WRS/B/Suparmono/Suparmono)