Oleh Edy Supriatna Sjafei
Jakarta, 21/2 (Antara) - Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan jika ada orang berbuat korupsi atau orang Kementerian Agama terperosok dalam perbuatan korupsi, yang salah bukan agamanya ataupun institusinya, tetapi tanggung jawab individu karena tidak konsisten menjalankan ajaran agamanya.
Pernyataan itu disampaikan Menag ketika melantik sejumlah pejabat di lingkungan kementerian tersebut di Jakarta, Jumat.
Suryadharma Ali lantas mengutip pendapat Dr. H. Mohammad Hatta, Proklamator Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Wakil Presiden Pertama RI yang menyatakan, "Pengakuan kepada Tuhan Yang Masa Esa tidak dapat dipermain-mainkan, tidak saja berdosa, sebagai manusia kita menjadi makhluk yang hina, apabila kita mengakui dengan mulut dasar yang begitu tinggi dan suci, sedangkan di hati tiada dan diingkari dengan perbuatan".
Sebagai umat beragama, lanjut dia, harus diyakini bahwa Allah senantiasa melihat setiap perbuatan manusia dan akan menghisabnya di akhirat.
Keyakinan demikian merupakan benteng moral yang paling kokoh dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi, selain adanya pengawasan dan penegakan hukum.
Ia mengingatkan bahwa setiap pejabat Kementerian Agama dan perguruan tinggi agama negeri (PTAIN) memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga citra dan wibawa kementerian ini.
Untuk itu, lanjut dia, peran dan tugas Kementerian Agama dalam pembangunan bidang agama harus dikawal oleh aparatur yang profesional dan berintegritas, sehingga menghasilkan tata kelola organisasi yang baik, tata kelola keuangan yang akuntabel, tata kelola perguruan tinggi yang unggul, serta kualitas pelayanan kepada masyarakat yang prima.
Menag pun berharap kepada jajarannya untuk bersikap proaktif dalam membangun interaksi dan sinergi positif dengan stake-holder keagamaan yang ada di daerah. Masalah dan isu-isu aktual keagamaan yang muncul dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Ia juga mengingatkan agar kepada Kepala Biro pada IAIN agar melaksanakan tugas dan kewenangan yang melekat dengan jabatan saudara dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mewujudkan tata kelola PTAIN yang lebih baik sebagai bagian integral dari peningkatan kualitas akademik.
Juga, katanya, peningkatan kualitas dan pengembangan UIN/IAIN di seluruh Indonesia harus tetap konsisten pada tujuan luhur mencetak sarjana yang ulama dan ulama yang sarjana serta membina kader-kader umat Islam di berbagai disiplin ilmu.
"Jadikan perguruan tinggi agama Islam negeri sebagai 'center of excellence' dan pusat keunggulan ilmu-ilmu keislaman yang menunjang kemajuan dan kesejahteraan umat".
Karena itu, kata Suryadharma Ali, seluruh jajaran pejabat struktural di lingkungan Kementerian Agama serta PTAIN untuk memperkuat sistem organisasi yang 'responsible' terhadap perubahan lingkungan strategis, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sebagai aset organisasi, serta mengimplementasikan program Reformasi Birokrasi yang sudah berjalan selama ini.
Berikut pejabat yang dilantik Menag Suryadharma Ali. Mahfudh Shodar sebagai Kepala Kanwil Kemenag provinsi Jawa Timur; Muhdin sebagai Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Barat; Muhammad Tambrin sebagai Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan; Binti Maunah sebagai Kepala Biro Administrasi Umum Akademik Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Tulungagung.
Sedangkan Yulizar diangkat sebagai Kepala Biro Administrasi Umum Akademik Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Padangsidempuan; Rusli Libahongi sebagai Kepala Biro Administrasi Umum Akademik Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Ternate; dan Abdul Halim Ahmad sebagai Kepala Biro Administrasi Umum Akademik Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Pontianak. (E001)