Sergai (ANTARA) - Dalam sepekan terakhir wilayah pesisir di Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Serdang Bedagai (Sergai) dihantam ombak tinggi dan pasang air laut. Ratusan kepala rumah tangga berada dibibir pantai itu mulai gelisah dengan kondisi cuaca kian ektrim.
Bagan Kuala suatu desa yang berada di semenanjung Kabupaten Sergai ini berbatasan langsung Selat Malaka antara Malaysia dan Sumatra Utara. Didesa ini sangat dikenal dengan pasir putih kuarsa yang begitu mengkilat. Seluruh masyarakatnya menggantungkan hidup sebagai nelayan.
Namun, kini Desa tersebut terancam tenggelam akibat dampak abrasi yang cukup cepat mengikis pasir laut. Tak tanggung-tanggung dalam setahun abrasi mencapai dua hingga tiga meter. Kini di desa itu ada istilah laut memiliki surat tanah.
Luas wilayah desa Bagan Kuala kini terus berkurang. Terutama di Dusun I, dan II. Ini disebabkan oleh abrasi yang cukup tinggi hingga ratusan rumah di bibir pantai terancam tergerus abrasi. Ucap Kepala Desa Bagan Kuala Safril kepada Antara Jumat (24/10/2025).
Abrasi di Desa Bagan Kuala terjadi setiap tahun. Kini kondisi bibir pantai telah mencapai perkampungan warga, sebagain rumah warga sudah termakan abrasi.
Upaya pemerintahan untuk merelokasi warga Desa Bagan Kuala telah mencapai tahap final dan menunggu proses dari pemerintah pusat.
" Ada 70 rumah yang akan direlokasi ke Desa Nagur, lahannya sudah ada dan warga juga sudah setuju dan kini masih proses di pemerintah pusat, kami semua berdoa semoga relokasi dapat segera terlaksana" papar Safril.
Selama pasang air laut dan cuaca ekstrem warga berada di bibir pantai mengaku was-was dan jika malam sering tidak tidur karena takut badai menyapu rumah mereka.
Fatma (56) menceritakan bagaimana bertahan dibalik badai dan ombak besar yang menyapu dinding rumahnya. Ibu tunggal memiliki tiga anak ini selalu tidak tidur jika air pasang disertai ombak besar.
" Sepekan ini, ombak cukup tinggi, air kian pasang di dalam rumah terus ketakutan mana kala saya dan anak-anak serta cucu saya tersapu ombak besar" papar Fatma.
Saat ini kata Fatma, rumahnya bukan lagi dibanjiri air pasang laut. Akan tetapi rumahnya dibanjiri pasir laut dan harus setiap hari menguras pasir.
" Saya bukan lagi menguras air, tetapi saya menguras pasir yang masuk kerumah sedalam satu meter" papar Fatma.
Begitu juga dikatakan Anas (35) ia sudah lima hari tidak melaut dikarenakan cuaca buruk. Selama tidak melaut ia menguras pasir yang terbawa ombak yang masuk ke dalam rumahnya.
" Dalam dua tahun ini, abrasi makin parah. Air laut sudah mendekat kerumah. Kami berharap semoga cepat direlokasi dan meninggalkan rumah ini" harap Anas
Terkait relokasi ini Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat Pemkab Sergai Nina Deliana Hutabarat, S.Sos. Msi kepada Antara mengatakan pemerintah Sergai kini telah menyediakan lahan baru untuk relokasi warga Desa Bagan Kuala yang terdampak abrasi. Hingga saat ini masih dilakukan ferivikasi terhadap warga yang terdampak.
