Tapanuli Selatan (ANTARA) - Menjelang Hari Orangutan sedunia yang jatuh pada 19 Agustus. Sekelompok organisasi masyarakat sipil yang aktif di kawasan ekosistem Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, mendeklarasikan pembentukan Forum Konservasi Orangutan Tapanuli (FOKAT).
Hendrawan Hasibuan, selaku inisiator dan deklarator FOKAT dalam keterangannya diterima, Kamis (6/8), mengatakan forum yang dideklarasikan ini bertujuan untuk memperkuat upaya perlindungan habitat dan populasi Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis), spesies yang terancam punah.
Menurut dia, Pongo Tapanuliensis merupakan spesies yang baru diidentifikasi pada 2017 dan berbeda dari orangutan Kalimantan maupun Sumatra bagian Utara. Hanya ditemukan di kawasan hutan Batang Toru, dan telah ditetapkan sebagai satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK No.P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/13/2018.
"Oleh karenanya, forum ini akan menjadi wadah membangun strategi perlindungan habitat dan orangutan Tapanuli dari keterancaman serta sarana edukasi bagi generasi muda," ujarnya.
Selain itu, forum ini dibentuk, kata dia, sebagai respon atas meningkatnya tekanan terhadap habitat orangutan Tapanuli, termasuk aktivitas perusahaan ekstraktif, deforestasi, serta maraknya perdagangan satwa dilindungi. Forum ini juga terbuka untuk berbagai kalangan, mulai organisasi masyarakat sipil hingga lembaga pendidikan tinggi.
"FOKAT terbuka untuk siapa saja yang peduli. Kita mengajak lembaga-lembaga di sepanjang lanskap Batang Toru untuk bergabung, karena hanya dengan kolaborasi kita bisa menyelamatkan spesies ini dari kepunahan," tegasnya.
Menurutnya, Ancaman terhadap orangutan Tapanuli bukan hanya persoalan ekologis, tetapi juga menyangkut keberlanjutan budaya, sosial, dan ekonomi masyarakat di sekitar hutan. Karenanya, FOKAT juga akan fokus pada pendekatan edukatif kepada masyarakat, khususnya pelajar dan generasi muda.
Di katakan, deklarasi ini juga perhatian luas dari pegiat lingkungan karena dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat sinergi antar pihak dalam menjaga ekosistem Batang Toru yang kini menjadi rumah terakhir bagi kurang dari ratusan individu orangutan Tapanuli yang tersisa.
Ke depan, FOKAT diharapkan berkembang menjadi forum lintas sektor yang tidak hanya mendorong advokasi perlindungan, tetapi juga menghasilkan kajian dan solusi berbasis data untuk menjaga kelestarian spesies ini secara berkelanjutan.
“Deklarasi FOKAT ini akan tercatat dalam sejarah sebagai bukti bahwa masih banyak pihak yang peduli terhadap perlindungan habitat dan orangutan Tapanuli. Selamat memperingati Hari Orangutan Sedunia,” tutup Hendrawan.
