Tapanuli Selatan (ANTARA) - Sisa material pasca banjir bandang melanda Kota Padangsidimpuan, 13 Maret 2025 akibat hujan deras, kini tengah menjadi ancaman baru bagi lumbung pangan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.
Pasalnya, jaringan primer irigasi Paya Sordang terletak di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, kini begitu dipenuhi batang-batang kayu, pasir, bebatuan, serta lumpur sisa banjir.
Bila hal itu terus dibiarkan, alamat suplai air ke lahan-lahan petani lewat shipon menuju masuk pintu kiri-kanan/ jaringan sekunder irigasi Paya Sordang terus ke saluran tersier tidak berjalan.
"Ada ribuan hektare lahan sawah dua kecamatan di Tapsel (Angkola Muaratais - Batang Angkola) yang bergantung irigasi Paya Sordang ini," kata Koordinator BPP Angkola Muaratais, Erwin kepada Antara, Rabu.
Erwin juga mengaku khawatir pola tanam di wilayah kerja tempat dia menyuluh pertanian Angkola Muaratais itu bisa terganggu ke depan bila pihak terkait lalai akan kondisi jaringan primer irigasi tersebut.
"Memang masih aman, mengingat air dari bukit masih ada yang mengalir. Namun, kita khawatir ancaman itu bakal terjadi bilamana perhatian tidak tidak ada," katanya.
Erwin lebih jauh mengatakan untuk luas baku sawah yang bergantung irigasi Paya Sordang di wilayah kerjanya lebih kurang 450 hektare, belum masuk ratusan hektare di daerah Batang Angkola.
Kepala unit pengelola lapangan irigasi Paya Sordang, Ahmad Zais dikonfirmasi, Rabu, membenarkan terjadinya sedimentasi parah di daerah jaringan primer irigasi Paya Sordang pasca banjir.
"Keadaan ini kita sudah sampaikan sekaligus koordinasi dengan balai besar wilayah sungai (BBWS) dan pihak lainnya. Tidak itu saja, bahkan titik bangunan shipon yang rusak akibat banjir juga," kata Ahmad Zais.