Medan (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Utara menyatakan industri keuangan nonbank (IKNB) di Sumut terus bertumbuh dengan mencatatkan jumlah piutang Rp23,36 triliun hingga Februari 2025.
"Pembiayaan terus mengalami pertumbuhan hingga Februari 4,23 persen 'year on year', dengan total piutang mencapai Rp23,36 triliun," ujar Kepala OJK Sumatera Utara Khoirul Muttaqien di Medan, Rabu.
Khoirul melanjutkan nilai piutang perusahaan pembiayaan mencatat pertumbuhan yang stabil, mencerminkan keberlanjutan ekspansi sektor pembiayaan di Sumut.
Sektor perdagangan menjadi penerima pembiayaan terbesar dengan porsi 20,62 persen, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 11,33 persen dengan pertumbuhan terkontraksi 1,52 persen.
Selanjutnya, kenaikan piutang pembiayaan IKNB Sumut juga didukung oleh pertumbuhan pembiayaan modal kerja yaitu sebesar 35,32 persen "yoy", sementara pembiayaan investasi tumbuh sebesar 6,09 persen "yoy".
Meski bertumbuh, OJK menyebut bahwa rasio pembiayaan bermasalah (NPF) masih dapat ditahan dalam level yang terjaga sebesar 2,64 persen.
Kemudian, OJK mencatat pertumbuhan pembiayaan modal ventura pada Februari 2025 tumbuh sebesar 20,73 persen "yoy" dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp483 miliar lebih besar dari tahun sebelumnya yakni Rp400 miliar.
Untuk kinerja pinjaman daring atau "fintech peer to peer lending" juga meningkat signifikan 52,43 persen "yoy" mencapai Rp2,73 triliun.
Sementara risiko terkait pembiayaan secara keseluruhan (TWP90) berada pada level yang aman yakni sebesar 1,87 persen pada Februari 2025.
"Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan inklusi keuangan yang semakin luas,dengan teknologi P2P lending memungkinkan akses pembiayaan bagi segmen masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani oleh lembaga
keuangan konvensional, termasuk pelaku UMKM," kata Khoirul.
Kemudian, penyaluran pembiayaan atau pinjaman yang dilakukan oleh entitas IKNB yang berkantor pusat di Sumatera Utara terus menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Industri Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang terdiri dari 1 LKM dan 1 Bank Wakaf Mikro (BWM) mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 14,51 persen "yoy" pada Februari 2025.
Sementara itu, penyaluran pembiayaan tercatat mencapai Rp7,15 miliar dengan pertumbuhan 20,51 persen "yoy".
Berdasarkan target demografi, LKM lebih mengarahkan fokus pada pengembangan komunitas berpendapatan rendah yang produktif. Sehingga memiliki jumlah pembiayaan yang lebih kecil dibandingkan dengan entitas finansial lainnya.
Dari sisi gadai, entitas yang terdiri dari satu pegadaian persero (PT Pegadaian) dan
entitas pergadaian dan 25 perusahaan gadai swasta, mencatatkan total pinjaman sebesar Rp5,59 triliun hingga Januari 2025, tumbuh 29,86 persen "yoy" April 2025.
Terdapat tambahan dua perusahaan gadai swasta baru yang terdaftar dan memperoleh izin dari OJK di Sumatera Utara, sehingga total entitas gadai swasta meningkat menjadi 25 perusahaan.
"Pertumbuhan ini mencerminkan perkembangan positif dalam ekspansi bisnis gadai serta peningkatan akses pembiayaan bagi masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan menengah ke bawah," ucap Khoirul.
Keberadaan lebih banyak perusahaan
gadai swasta juga diharapkan dapat mendorong kompetisi yang sehat dan memperkuat inklusi keuangan di wilayah Sumut.