Medan (ANTARA) - Masyarakat diminta mewaspadai modus penipuan pengisian Identitas Kependudukan Digital (IKD) mencatut nama pejabat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Medan yang kini mulai bermunculan.
"Si penelepon mengaku-ngaku dari Disdukcapil. Terkadang mencatut nama saya selaku kadis, nama kabid atau nama oknum di Disdukcapil," ucap Kepala Disdukcapil Kota Medan Baginda P Siregar di Medan, Selasa (11/2).
Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPRD Kota Medan dipimpin Ketua Komisi I Reza Pahlevi Lubis, dia mengatakan, penipuan model baru ini dengan modus pengisian IKD mulai terjadi.
"Si penelepon meminta masyarakat untuk mengisi IKD melalui google form yang disampaikan. Begitu kita mengisi google form itu, maka data kita sudah masuk dan akan habis semua tabungan kita," jelasnya.
Baginda mengaku, sudah ada korban dari modus penipuan pengisian IKD ini. "Ada korbannya datang ke kantor kita mempertanyakan hal itu. Dia mengaku kehilangan uang Rp37 juta dari tabungan akibat mengisi google form IKD itu," kata dia.
Bahkan, sebutnya, salah seorang anggota DPRD Kota Medan nyaris kena perangkap penipuan bermoduskan pengisian IKD itu.
"Untungnya, si anggota DPRD ini mengkonfirmasi kepada kita terkait kebenaran pengisian google form itu. Kita sampaikan itu tidak benar. Selamatlah beliau dari aksi penipuan itu," ungkap dia.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat tidak merespon telepon mengatasnamakan dari Disdukcapil Kota Medan untuk melakukan pengisian data melalui IKD.
"Disdukcapil tidak pernah menelepon masyarakat untuk mengisi data kependudukan secara digital," tegas Baginda.
Ketua Komisi I DPRD Kota Medan Reza Pahlevi Lubis mengingatkan masyarakat tidak melayani nomor telepon tidak dikenal atau terdaftar dalam memori.
"Kita harus selektif dan hati-hati, karena banyak sekali modus penipuan saat ini," ujarnya