London (ANTARA) - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada Selasa (8/10) mengatakan bahwa Ukraina bisa jadi akan menghadapi musim dingin yang paling menantang bagi mereka sejak perang Rusia yang dimulai pada 2022.
Rutte meminta sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk meningkatkan pasokan senjata mereka untuk mendukung Kiev sebelum apa yang ia sebut sebagai serangan musim dingin yang berpotensi brutal.
"NATO harus dan akan berbuat lebih banyak untuk membantu Ukraina," kata Rutte kepada wartawan.
"Rusia terus melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi penting Ukraina. Ukraina bisa menghadapi musim dingin terberatnya sejak invasi skala penuh dimulai."
"Semakin banyak dukungan militer kami berikan, semakin cepat perang ini akan berakhir," katanya menambahkan.
Rutte, yang mengambil alih jabatan sebagai Sekjen NATO awal bulan ini, menekankan perlunya dukungan militer dan kemanusiaan yang berkelanjutan kepada Ukraina.
Komentarnya itu disampaikan menyusul kunjungannya ke Kiev pekan lalu, di mana dia menilai situasi di lapangan dan mendiskusikan bantuan NATO lebih lanjut dengan pejabat Ukraina.
Rutte mengakui bahwa situasi di medan tempur masih "sulit" bagi Ukraina, khususnya ketika pasukan Rusia memperoleh kemajuan bertahap di wilayah timur.
Namun, dia menekankan bahwa 'kemajuan' tersebut menimbulkan kerugian besar bagi Moskow.
"Kita juga harus memperhitungkan bahwa kerugian Rusia sangat besar. Sejauh yang kami ketahui, jumlah mereka sekarang sekitar 1.000 orang tewas dan luka-luka setiap hari," kata Rutte.
Ia juga menambahkan bahwa total korban di pihak Rusia sejak perang dimulai lebih dua tahun lalu, telah mencapai sekitar 500 ribu orang tewas atau luka-luka.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: NATO peringatkan musim dingin terberat bagi Ukraina akibat perang