Medan (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumatera Utara mengeratkan kolaborasi dengan pemangku kepentingan dalam melakukan pelestarian mangrove di wilayah ini.
"Kami melakukan kolaborasi seperti dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM)," ujar Kepala Dinas LHK Sumatera Utara Yuliani Siregar di Medan, Jumat.
Yuliani mengatakan kerja sama ini bertujuan dalam merehabilitasi mangrove di wilayah Sumut. Hanya saja untuk tahun ini pihaknya dan BRGM masih dalam tahap melakukan pendataan dan identifikasi.
Ia menyebut bersama BRGM telah melakukan penanaman mangrove masing-masing pada 2021 seluas 7.559 hektar dan 2022 seluas 375 hektar.
"Diharapkan kerja sama ini dapat meningkatkan pertumbuhan mangrove di Sumut untuk menjaga kelestarian lingkungan di kawasan pantai," kata Yuliani.
Ia menambahkan kerja sama dalam penanaman mangrove juga dilakukan bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Wampu Sei Ular dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah II Pematang Siantar.
"Selain itu, kami juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri maupun pihak lainnya," kata Yuliani.
Data Dinas LHK Sumut menyatakan pada 2021 luas mangrove di wilayah ini mencapai 57.490 hektar dengan kategori lebat 42.500 hektar, sedang 6.112 hektar, dan jarang 8.878 hektar.
Wilayah yang terbanyak mangrove-nya antara lain Kabupaten Langkat 21.102,39 hektar, Nias Selatan 9.648,20 hektar, Kabupaten Deli Serdang 6.488,19 hektar, dan Kabupaten Asahan 131,42 hektar.