Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara terus mendorong hilirisasi sektor pertanian di wilayahnya demi memaksimalkan nilai tambah ekonomi terutama untuk petani dan UMKM.
"Hilirisasi dapat dilakukan oleh kelompok tani atau UMKM di sekitar lahan pertanian," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini di Medan, Jumat.
Juwaini melanjutkan, hilirisasi dapat dilakukan untuk jenis tanaman pangan mulai dari beras, jagung, kedelai hingga singkong dan tumbuhan hortikultura misalnya bawang dan cabai merah.
Utamanya, dia menyebut hasil-hasil pertanian tersebut utamanya dapat diolah menjadi beragam kuliner dan produk lain.
"Kalau cabai dapat dijadikan saus atau cabai bubuk. Dengan hilirisasi, petani juga memiliki sumber ekonomi lain di samping bercocok tanam," tutur Juwaini.
Dia menegaskan, semangat hilirisasi sejalan dengan program yang dicanangkan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Jika semua berjalan sesuai rencana, hilirisasi berpotensi bukan hanya sekadar memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi dapat pula menyokong kesejahteraan negara saat produk yang dihasilkan dapat diekspor.
Kementerian Pertanian (Kementan) pun selalu mengajak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri agar mampu melihat dan memanfaatkan peluang bisnis dari hilirisasi olahan pangan.
Kementan optimistis sektor pertanian mampu menggerakkan roda ekonomi semakin tinggi, apalagi animo kalangan muda yang terjun di dunia bisnis pertanian semakin meningkat.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pun menganggap hilirisasi pertanian akan memberi dampak positif bagi kesejahteraan petani dan menjadi langkah krusial yang harus dilakukan demi menekan impor.
"Hilirisasi di bidang pertanian menjadi langkah krusial dalam meningkatkan nilai tambah produk, menekan impor, serta membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan industri terkait," kata Amran.