Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan, penurunan harga beras mewarnai deflasi 0,04 persen Sumut pada April 2024 secara bulanan (month to month).
"Sementara nasional mengalami inflasi 0,25 persen (month to month). Artinya, harga-harga di Sumut relatif terkendali," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin di Medan, Kamis.
Menurut Nurul, pada April 2024, beras mengalami deflasi 0,02 persen (month to month) di Sumut, dengan deflasi beras tertinggi ada di Kabupaten Labuhanbatu yakni 0,22 persen.
Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata beras di Sumut pada April 2024 lebih rendah daripada Maret 2024.
Pada April 2024, harga rata-rata beras medium di Sumut Rp13.470 per kilogram, sementara pada Maret Rp14.030 per kilogram.
Beras premium pun mengalami hal serupa. Harga beras premium di Sumut pada April 2024 tercatat Rp14.570 per kilogram dan pada Maret 2024 berada di harga Rp15.400 per kilogram.
Meski demikian, harga beras medium dan premium tersebut masih lebih mahal daripada harga eceran tertinggi (HET) yakni masing-masing Rp11.500 per kilogram dan Rp14.400 per kilogram.
"Secara 'year to year', harga beras mengalami inflasi 0,58 persen pada April 2024. Itu merupakan pemberi andil tertinggi untuk inflasi 'year to year' Sumatra Utara pada April 2024 yaitu 3,96 persen," kata Nurul.
Akan tetapi, dia memaparkan, secara "month to month" pada April 2024, deflasi beras bukanlah yang tertinggi di Sumut.
Komoditas penyumbang deflasi terbesar di Sumut pada April 2024 adalah cabair merah (0,39 persen), tomat (0,10 persen), cabai rawit (0,09 persen), daging ayam ras (0,05 persen) dan telur ayam, ikan kembung (0,04 persen).
Sementara komoditas yang merasakan inflasi tertinggi yaitu bawang merah (0,22 persen), emas perhiasan (0,08 persen), tarif angkutan udara (0,07 persen), ikan lele (0,04 persen) dan udang basah (0,03 persen).
Adapun inflasi tahun kalender di Sumut, April 2024 terhadap Desember 2023, yaitu 1,49 persen.