Medan (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara (Sumut) mengajukan mesin pengering padi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah itu.
"Kami tidak ada mesin pengering, semua punya mitra atau pihak swasta," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumatera Utara Budi Cahyanto di Medan, Selasa.
Budi mengatakan, untuk itu pihaknya telah melakukan pengajuan ke Bulog pusat dalam memberikan pengadaan alat mesin pengering padi tersebut untuk di Sumut.
Lebih lanjut, mesin pengering itu sangat dibutuhkan, karena penyerapan gabah dari hasil petani di wilayah Sumut ke depan terus ditingkatkan dalam menjaga kestabilan pangan.
"Dalam pengajuan kami ingin semua cabang Bulog Sumut punya, atau minimal nanti lima sampai tujuh mesin pengering khususnya yang berada di wilayah panen cukup banyak," kata Budi.
Seperti, untuk di wilayah Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Mandailing Natal.
"Harapannya sesegera mungkin dapat terealisasi, sehingga dapat mendukung percepat swasembada dan kemandirian pangan di tengah kondisi dunia yang tidak baik-baik saja," ucapnya.
Walaupun belum ada mesin pengering padi, tapi Bulog Sumut terus menggencarkan kerja sama dengan pihak pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah dan jajaran, Kodam I Bukit Barisan melalui sosialisasi Bintara Pembina Desa, gabungan kelompok tani (Gakpoktan) dan lainnya dalam penyerapan gabah kering panen (GKP).
"Saat ini, penyerapan GKP mencapai 20.400 ton atau 10.200 ton setara beras, kami optimistis terus melakukan penyerapan untuk mencukupi stok beras nasional," ucapnya.
Untuk itu, Budi menyarankan kepada para petani di wilayah beribu Kota Medan ini agar menjual gabah kering panen (GKP) ke Bulog karena sudah ditetapkan harga pokok pembelian (HPP) Rp6.500 per kilogram.