Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanik mencapai 1.000 meter pada Kamis sekitar pukul 13.32 WIB.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi Ahmad Rifandi, di Bukittinggi, Kamis, mengatakan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 1.000 meter di atas puncak atau 3.891 meter di atas permukaan laut.
Ia mengatakan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.3 milimeter dan durasi 36 detik.
Ia menegaskan meskipun kembali erupsi, status Marapi masih berada pada status level III (siaga) dengan rekomendasi masyarakat tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (kawah verbeek).
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan, serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," kata Ahmad Rifandi.
Menurut dia, letusan ini menjadi yang pertama sejak awal Ramadhan sekaligus memutus catatan Marapi nol erupsi selama lima hari berturut-turut.
Erupsi Marapi terakhir kali terjadi pada Jumat (8/3) dengan jumlah letusan sebanyak tiga kali disertai hembusan 82 kali.
Selanjutnya Marapi tidak pernah lagi mengalami letusan meskipun masih terlihat hembusan, hingga akhirnya erupsi kembali terjadi dan membuat warga di daerah setempat kembali khawatir.
"Sedikit ada getaran dan bunyi namun kepulan asap dari puncak gunung sangat jelas terlihat karena cuaca bersih tidak mendung. Kami khawatir erupsi terus berlanjut padahal sebelumnya sudah mulai terlihat normal," kata seorang warga Kabupaten Agam Rifki Syaiful.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gunung Marapi kembali erupsi dengan tinggi kolom abu capai 1.000 meter
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi di Bukittinggi Ahmad Rifandi, di Bukittinggi, Kamis, mengatakan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 1.000 meter di atas puncak atau 3.891 meter di atas permukaan laut.
Ia mengatakan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.3 milimeter dan durasi 36 detik.
Ia menegaskan meskipun kembali erupsi, status Marapi masih berada pada status level III (siaga) dengan rekomendasi masyarakat tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (kawah verbeek).
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan, serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," kata Ahmad Rifandi.
Menurut dia, letusan ini menjadi yang pertama sejak awal Ramadhan sekaligus memutus catatan Marapi nol erupsi selama lima hari berturut-turut.
Erupsi Marapi terakhir kali terjadi pada Jumat (8/3) dengan jumlah letusan sebanyak tiga kali disertai hembusan 82 kali.
Selanjutnya Marapi tidak pernah lagi mengalami letusan meskipun masih terlihat hembusan, hingga akhirnya erupsi kembali terjadi dan membuat warga di daerah setempat kembali khawatir.
"Sedikit ada getaran dan bunyi namun kepulan asap dari puncak gunung sangat jelas terlihat karena cuaca bersih tidak mendung. Kami khawatir erupsi terus berlanjut padahal sebelumnya sudah mulai terlihat normal," kata seorang warga Kabupaten Agam Rifki Syaiful.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gunung Marapi kembali erupsi dengan tinggi kolom abu capai 1.000 meter