“Kita terus surplus di tahun ini sampai bulan Agustus, 321.546 ton, tetapi kendala kita pasokan lokal saat ini berkurang," kata Mulyadi.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumut Yura A Djalin mengatakan ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan harga beras naik, antara lain kenaikan harga beras global, spekulasi ancaman El Nino, dugaan dijual keluar.
“Kalau El Nino Aceh dan Sumut tidak berdampak signifikan, tetapi Jawa sudah terasa ada kemungkinan beras kita dijual keluar provinsi, kemudian ancaman El Nino dan kenaikan harga beras global juga mungkin mendorong spekulasi beras akan naik harganya,” kata Yura Djalin.
Sementara itu, salah seorang penjual beras di pasar Sukaramai Liliani mengaku, penjualan beras tetap stabil walau harganya meningkat cukup besar. Hanya saja, masyarakat banyak yang lebih memilih beras medium yang harganya sekitar Rp12.000 hingga Rp13.000/kg.
“Tidak turun penjualannya, yang paling mahal ini yang berkurang, tetapi yang kualitas di bawahnya malah jadi tambah banyak yang beli, tetapi sama kita pak sama saja, harganya tinggi pun untung yang kami dapat tetap sama,” kata Liliani.