Medan (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Surya memperketat penggunaan APBD Sumut 2025 terhadap belanja organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov setempat
"Pak gubernur kita sangat concern terkait anggaran, memeriksa secara detail, dan menghapus pembelian yang tidak terlalu dibutuhkan," ucap Surya usai menghadiri rapat koordinasi percepatan realisasi pendapatan dan belanja daerah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara virtual di VIP Bandara Kualanamu Deli Serdang, Kamis.
Hal ini, lanjut dia, merupakan kebijakan dan arahan Gubernur Sumut Bobby Nasution memperketat penggunaan APBD Sumut 2025 sesuai semangat efisiensi anggaran.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.
"Pembelian yang dianggap bisa diefesienkan, sehingga APBD kita benar-benar digunakan untuk hal-hal yang tepat,” kata Surya.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian mengapresiasi Pemprov Sumut yang mencatatkan realisasi pendapatan sekitar 30,65 persen pada triwulan I 2025.
Angka ini tertinggi keempat kategori provinsi, setelah Papua Tengah menjadi terbaik pertama dengan realisasi pendapatan sekitar 39,08 persen, disusul Kalimantan Barat 35,92 persen, dan Jawa Barat 32,94 persen.
"Untuk keseimbangan antara pendapatan dan belanja, Sumut di posisi ketiga dengan 20,64 persen," kata Tito dalam paparan rapat koordinasi percepatan realisasi pendapatan dan belanja daerah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara virtual.
Mendagri berujar, keseimbangan antara pendapatan dan belanja ini berdampak signifikan kepada pertumbuhan ekonomi Sumut.
Pada triwulan I 2025, pertumbuhan ekonomi Sumut terjaga di angka 4,67 persen. "Jawa Barat, Yogyakarta, Sumut, Banten itu belanja dan pendapatannya sangat bagus," tegas Tito.
"Ini penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Karena kalau kita cepat membelanjakan anggaran, maka perputaran uang di daerah itu meningkat," papar Tito Karnavian.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengaku, Sumut memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) lapangan usaha.
Sektor industri pengolahan, tutur dia, Sumut berkontribusi 4,10 persen, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Sumut memberikan kontribusi 10,18 persen.
"Ada empat lapangan usaha memberi kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi, yakni industri pengolahan, pertambangan, pertanian dan perdagangan menunjukkan pertumbuhan positif," kata Amalia.