Medan (ANTARA) - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatera Utara menyatakan, operasi pasar merupakan solusi jangka pendek untuk menekan harga gula yang masih tinggi di wilayahnya.
"Selain operasi pasar, tim TPID dan Satgas Pangan juga perlu mengawasi harga pada setiap level rantai distribusi gula untuk mengetahui di tingkat mana terjadinya kenaikan margin yang signifikan," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag ESDM Sumut Sujatmiko di Medan, Sabtu.
Hal tersebut sudah disampaikan Sujatmiko dalam acara "focus group discussion" terkait ketersediaan pasokan dan alur distribusi komoditas gula di Sumut menjelang Natal dan Tahun Baru 2024 yang digelar KPPU Kanwil I di kantornya, Medan, Jumat (10/11).
Selain KPPU dan Disperindag ESDM Sumut, FGD dihadiri pula oleh perwakilan Bank Indonesia, Biro Perekonomian, Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan Dan Holtikultura, Dinas Perkebunan dan Peternakan serta Perum Bulog.
Kemudian, ada pula produsen serta distributor gula di Sumatera Utara misalnya PT Sinergi Gula Nusantara (anak usaha PTPN III), PT Medan Gula Nusantara, PT Medan Sugar Industri, PT Gula Vit, PT Rajawali Nusindo cabang Medan, PD Pasar dan PT Pilar Provinsi Sumatera Utara.
Terkait pernyataan Sujatmiko, Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas menyebut bahwa margin perdagangan pengangkutan (MPP), yakni selisih antara penjualan dan pembelian, cenderung berfluktuasi, tidak seperti harga di produsen.
Kecenderungan itu, Ridho melanjutkan, membuat rantai distribusi dalam industri gula belum efisien dan menunjukkan indikasi distorsi pasar.