Pematang Siantar (ANTARA) - Monumen Raja Siantar, Sang Naualuh Damanik diresmikan pada momen Hari Jadi ke 154 Kota Pematangsiantar tahun 2025, Sabtu (26/4), yang merupakan hari kelahiran Sang Naualuh Damanik pada 26 April 1871.
Peresmian yang merupakan puncak gebyar rangkaian Hari Jadi, ditandai dengan pengguntingan pita, penandatanganan prasasti dan dimeriahkan tampilan seni budaya etnis Simalungun.
Keberadaan monumen Raja Siantar XIV tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar terhadap kearifan lokal sejarah dan budaya di Kota Pematangsiantar.
Itu disampaikan Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi SH MKn di acara peresmian Monumen Raja Sang Naualuh Damanik, di Jalan Sang Naualuh, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar.
Dalam sambutan, Wesly yang mengenakan pakaian adat Simalungun lengkap dengan Gotong, menyampaikan, Pemkot Pematangsiantar bersama ahli waris dan keturunan Raja Sang Naualuh Damanik telah melaksanan ziarah ke ke makam Raja Sang Naualuh di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau pada 15 April 2025.
Ziarah sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi ke 154 Kota Pematangsiantar Tahun 2025 bertujuan mendoakan almarhum Raja Sang Naualuh selaku pendiri Kota Pematangsiantar, sekaligus mengenang perjuangan dan jasa-jasanya terhadap bangsa dan negara Indonesia, khususnya di Kota Pematangsiantar.

Oleh karena itu, Wesly mengajak seluruh warga Kota Pematangsiantar untuk bersama-sama memanfaatkan dan menjaga monumen dengan baik.
"Dengan harapan agar generasi penerus kita mengetahui nilai kepahlawanan dan perjuangan beliau untuk tercapainya kemerdekaan di negeri ini," tukas Wesly.
Dalam kesempatan tersebut, Wesly mengatakan, Pemkot Pematangsiantar mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah bekerja keras sehingga Monumen Raja Sang Naualuh Damanik dapat berdiri dengan megah di tengah Kota Pematangsiantar.
Sementara cicit Raja Sang Naualuh Damanik, Difi Sang Nuan Damanik memaparkan, perjalanan panjang dan melelahkan pembangunan Monumen Raja Sang Naualuh Damanik.
Gagasan pembuatan monumen dimulai pada tahun 2011, berlanjut tahun 2016, tahun 2018, dan terealisasi tahun 2024.

Untuk itu, mewakili panitia dan ahli waris, Difi mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materil hingga pembangunan monumen selesai.
Dikatakan, monumen Raja Sang Naualuh Damanik bukan sekadar bangunan fisik, tetapi merupakan simbol perlawanan kepada penjajah.
Raja Sang Naualuh Damanik dimakzulkan sebagai raja dan diasingkan ke Bengkalis sampai wafat dan dimakamkan di Bengkalis demi kepentingan masyarakat.
Sikap dan perjuangan Raja Sang Naualuh Damanik hendaknya diteladani pemimpin di Kota Pematangsiantar, dengan mengedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi.
Keturunan Raja Sang Naualuh Damanik pun menyatakan sikap siap membangun Kota Pematangsiantar agar lebih maju.
Ketua Yayasan Raja Sang Naualuh Damanik, Evra Sassky Damanik SSos mengucapkan terima kasih karena pihaknya diberi kepercayaan oleh Pemkot Pematangsiantar untuk membangun monumen tersebut.

Evra berharap Jalan Asahan yang menjadi wilayah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun agar diganti menjadi Jalan Sang Naualuh Damanik.
Ketua Ihutan Bolon Damanik Ir Panner Damanik menambahkan, keberadaan monumen tersebut salah satunya untuk mendukung agar Raja Sang Naualuh Damanik diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
"Raja Sang Naualuh Damanik harus menjadi Pahlawan Nasional. Mohon dukungan semuanya," ujar Panner Damanik.
Peresmian dihadiri, Wakil Wali Kota Pematangsiantar Herlina, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Pematangsiantar, Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih, Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso, dan mantan Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani.
Keturunan Raja Sang Naualuh Damanik, Raja Tanah Jawa, Raja Raya, Raja Panei, Raja Dolok Silau, Raja Purba, Raja Silimakuta dan masyarakat.