Medan (ANTARA) - Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengatakan, keterbukaan wilayah yang dipimpinnya terhadap perbedaan tidak bisa dilepaskan dari peran Kesultanan Deli yang berdiri sejak tahun 1632.
"Saat ini di Medan ada 13 etnis. Keterbukaan itu karena adanya jalinan dan hubungan-hubungan erat Kesultanan Deli," ujar Bobby pada pembukaan Gelar Melayu Serumpun (Gemes) 2023 di Istana Maimun, Selasa (16/5) malam.
Menantu Presiden Joko Widodo itu melanjutkan, Kesultanan Deli memberikan teladan dan contoh bagaimana pemerintahan di Medan yang multietnis dijalankan.
Bukan hanya itu, Kesultanan Deli juga disebut Bobby memberikan banyak ilmu kepada masyarakat saat ini, mulai dari ekonomi hingga sosial.
"Kami mengambil banyak sekali ilmu terapan dari Kesultanan Deli," tutur pria berusia 31 tahun itu.
Karena itulah, Bobby menegaskan bahwa kultur Melayu yang dibawa Kesultanan Deli tidak bisa hilang dari Medan.
Dia memastikan bahwa pemerintahannya tidak akan menghilangkan kecirian Melayu di Medan, termasuk tidak menghapus simbol-simbolnya.
"Kalau ada yang simbol Melayu seperti tugu yang dibongkar, itu hanya sementara karena akan diganti dengan yang baru. Kami ingin membuat sesuatu yang lebih modern tanpa mengubah unsur kemelayuannya," kata Bobby.