Medan (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyebutkan, Indonesia membutuhkan lebih banyak entrepreneur-entrepreneur muda baru untuk mendukung perekonomian.
"Entrepreneur atau wirausaha itu khususnya dari kalangan terdidik atau mahasiswa," ujarnya saat berbicara pada acara Entrepreneur Hub di Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Senin (15/5).
Bukan hanya karena mahasiswa merupakan generasi muda, tetapi juga agar usaha baru itu mampu bersaing. Dengan demikian, katanya, maka bisa mewujudkan Indonesia menjadi jajaran negara maju di tahun 2045.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju. Selain membangun infrastruktur, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi sangat penting dalam proses menyiapkan entrepreneur menuju negara maju.
“Meski UMKM Indonesia sangat besar mencapai 64 juta pelaku, tetapi rasio jumlah wirausaha baru itu masih 3,47 persen," ujar MenkopUKM.
Padahal untuk menjadi negara maju, ujar Teten Masduki, rasio jumlah wirausaha baru itu minimal mencapai 4 persen.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta dari kalangan terdidik, mahasiswa, sarjana, untuk terjun menjadi wirausaha karena persaingan industri saat ini persaingan ide kreatif.
Berdasarkan data, tiap tahun ada sekitar 3,5 juta lulusan pendidikan yang berebut mencari kerja. Kalau pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen, tenaga kerja yang terserap hanya 2 juta sehingga sekitar 1,5 juta tidak bisa ditampung.
"Jadi kampus harus diubah pola pikirnya yakni untuk mencetak lapangan kerja bukan mencari kerja,” ujarnya.
Indonesia yang tahun ini memegang Keketuaan ASEAN ingin membawa Asia Tenggara menjadi kawasan yang memiliki peran penting bagi negara kawasan dan dunia. Salah satunya menjadikan wilayah ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di dunia.Misi yang tertuang dalam gelaran ASEAN Summit dengan tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur itu menjadi momentum yang tepat.
MenKopUKM menekankan, untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia juga punya tugas internal untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di dalam negeri menjadi 1 juta wirausaha baru, sesuai amanat Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.
Teten Masduki menyebutkan, pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung penumbuhan wirausaha di Indonesia, salah satunya adalah penumbuhan ekosistem wirausaha melalui Entrepreneur Hub.
Survei di dalam negeri maupun di Asia Tenggara, sebanyak 72 persen mahasiswa ingin menjadi pengusaha.
Hal itu pula, kata MenKopUKM, yang menjadi dasar bagi Kementerian Koperasi dan UKM dalam membidik entrepreneur dari kalangan perguruan tinggi, mengingat persaingan ke depan semakin kompetitif sehingga wirausaha harus punya kemampuan bersaing di pasar global.
“Salah satunya kenapa di USU? Kota Medan sejarahnya memang dibangun oleh para pebisnis, di mana tembakau kualitas unggul di dunia ada di Sumut," katanya.
Sebanyak 3.800 petani tembakau dari Eropa mengelola tembakau yang kemudian diekspor. "Medan, Sumut punya sejarah panjang sebagai kota bisnis,” ujar Menteri Teten.
Saat ini, menjadi entrepreneur pun sangatlah mudah. MenKopUKM menyebutkan, sudah banyak platform digital yang bisa membantu untuk memulai bisnis dengan mudah, misalnya melalui Entrepreneur Hub
“Menjadi wirausaha itu mudah asal punya ide, banyak platform digital yang tersedia," ujarnya.
Dari data startupranking.com per April 2023, Indonesia kini berada di posisi ke-6 sebagai negara dengan jumlah startup dan wirausaha baru terbanyak di dunia. Tidak hanya unggul secara kuantitas, secara kualitas saat ini setidaknya Indonesia telah memiliki dua startup dengan status Decacorn dan 9 Startup dengan status Unicorn.
“Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia punya potensi besar melahirkan entrepreneur baru yang lebih besar lagi. Untuk itu saya mengajak untuk terus mengembangkan diri, menjadi future entrepreneur, menciptakan inovasi-inovasi baru, melahirkan UMKM berbisnis model inovatif untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045,” ujar Teten Msduki.
Wakil Rektor I USU Edy Ikhsan menuturkan, USU berkomitmen dan semakin optimistis menyalakan semangat dalam mempersiapkan entrepreneur-entrepreneur muda dalam memimpin perekonomian Indonesia di kancah global.
“USU bertransformasi menjadi entrepreneur university dan terus berupaya memperluas jejaring kerja sama dan meningkatkan kualitas kemitraan, baik dengan pemerintah, dunia industri dan lembaga-lembaga profesi," katanya.
Dengan demikian dapat memberikan dukungan dan memfasilitasi lahirnya wirausahawan unggul dari kampus yang nantinya semakin memperbesar ekosistem kewirausahaan di Indonesia.
Kegiatan bersama KemenKopUKM, kata Edy, menjadi starting atau kick off mendorong penciptaan wirausaha baru.
Diharapkan ke depan kegiatan itu akan mampu memberikan penguatan terhadap kinerja riset dan inovasi untuk menghasilkan produk-produk unggulan yang bermanfaat.
Dalam kerja sama itu, para peserta atau startup yang berasal dari USU, yang merupakan salah satu dari 6 startup yang lolos seleksi kementerian (dari 15 universitas yang ikut serta) akan didampingi oleh tim dari KemenKopUKM melalui program business matching, hingga mendapatkan investor atas produk-produk yang dihasilkan.
Wali Kota Medan Bobby A Nasution mengatakan, Kota Medan terus berbenah dalam membangkitkan kegiatan ekonomi daerahnya.
Terutama pascapandemi COVID-19 yang memberikan dampak yang sangat besar. Pihaknya mendorong, agar UMKM Medan bisa kuat di sektor hilirisasi yang menjadi keunggulan dalam bersaing dengan UMKM daerah lainnya.