Medan (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Sumatera Utara terus membangun penanganan kebencanaan semakin tersistem dan terpadu di daerah ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Medan M. Husni di Medan, Senin, mengaku sistem kebencanaan terpadu yang dibutuhkan berupa gerak cepat dan semangat petugas penanggulangan bencana.
Kota Medan masih dilanda cuaca ekstrem cukup tinggi diperkirakan berlangsung hingga Desember tahun ini.
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut adanya anomali cuaca, yakni curah hujan tinggi berdampak pada bencana di Kota Medan.
Untuk itu, pihaknya meminta pemangku kepentingan bergerak cepat dalam penanganan kebencanaan di ibu kota Provinsi Sumatera Utara itu, secara tersistem sesuai akurasi data.
BPBD Kota Medan mencatat banjir besar akibat drainase dan meluapnya air sungai sedikitnya telah tiga kali terjadi tahun ini, yaitu Senin (28/2), Kamis (18/8), dan Jumat (18/11).
"Jadi kita terapkan pola paling efektif sesuai fungsi kita. Contoh jika bencana, BPBD melakukan apa, begitu juga Basarnas, dinas terkait dan kecamatan," tutur Husni.
Ia juga menerangkan pemangku kepentingan dalam penanganan kebencanaan agar membangun komunikasi dengan semua pihak, seperti kepolisian setempat.
"Sering ditemukan saat bencana banjir di pinggiran sungai, banyak warga yang enggan meninggalkan rumah karena khawatir harta bendanya akan hilang," kata dia.