Deliserdang (ANTARA) - Teman satu kelas yang melihat langsung kejadian siswa SD berusia 10 tahun dibunuh pamannya menjalani trauma healing.
Progam trauma healing tersebut dilakukan oleh Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Deliserdang bersama Polrestabes Medan di sekolah korban di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang.
"Post-Traumatic Stress Disorder (PSTD) sangat rentan terjadi pada anak-anak ketimbang orang dewasa. Dengan demikian, seluruh teman sebaya korban yang berada di dalam kelas saat menyaksikan kejadian pembunuhan tidak menutup kemungkinan terdampak gangguan metalnya. Dari itu, dilakukan metode trauma healing," ujar Ketua LPA Deliserdang, Junaidi Malik, Senin (15/8).
Menurut Junaidi, program trauma healing merupakan tindakan yang tepat dilakukan terhadap teman-teman korban, sehingga tidak menimbulkan dampak psikologis, seperti sedih, sulit tidur, hingga menyendiri.
"Kegiatan trauma healing diisi dengan dongeng cerita dari tim kampung dongeng Medan. Kemudian dilanjutkan cara membuat pelangi dari bahan-bahan yang telah disediakan. Selanjutnya berjoget bersama diiringi musik," terangnya.
Dari LPA Deliserdang bersama Polrestabes Medan trauma healing diisi lewat berdialog sekaligus memberikan pertanyaan kepada teman-teman korban. Jika berhasil menjawab diberikan hadiah menarik seperti peralatan sekolah mulai dari buku, pensil dan lain sebagainya.
"Hal itu dilakukan untuk melatih kreativitas, membangun kemampuan motorik, dan mengembalikan keceriaan teman-teman korban," sebut Junaidi didampingi Ketua Pokja LPA Kecamatan Sunggal Jendrial Siregar.
Junaidi berharap nantinya anak-anak ini terbentuk menjadi pribadi yang lebih tangguh dan bisa melalui kehidupannya tanpa terganggu peristiwa pembunuhan tersebut.
"Rangkaian kegiatan sebagai aksi trauma healing diharapkan bisa sedikit menghibur serta dapat membantu pemulihan trauma mereka," harapnya.
Sementara pejabat sementara (PS) Kasatrekrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa SIK menyampaikan trauma healing yang dilakukan terhadap teman satu kelas korban menindaklanjuti arahan dari bapak Kapolrestabes Medan.
"Kanit Unit PPA Satreskrim bersama sejumlah personel Polwan turun langsung ke sekolah untuk memberikan trauma healing. Ini adalah bagian dari tugas kemanusiaan polri sebagai wujud bakti dan pengabdian untuk negeri," pungkasnya.