"Saya pernah bicara peta biru HIPMI, yakni dunia ini berubah. Kalau kita tidak mau berubah akan ketinggalan," ujar Erick Thohir saat menghadiri HUT HIPMI ke-50 di Jakarta, Sabtu.
Erick Thohir mengumpamakan pengusaha muda seperti perusahaan pelat merah. Apabila BUMN tidak mau bertransformasi di tengah perubahan yang besar, maka BUMN akan tertinggal.
Menurutnya, spirit transformasi harus terus dijalankan HIPMI secara organisasi agar bermanfaat dan berperan nyata bagi kemajuan bangsa.
Slogan HIPMI yang berbunyi pengusaha pejuang, kata Erick Thohir, harus diaplikasikan pada tantangan nyata dalam menghadapi disrupsi global yang meliputi geo-ekonomi, demografi, lingkungan hidup, teknologi, dan kesehatan.
"Saat ini kita tidak bicara globalisasi, tetapi regionalisasi, bagaimana menguasai pasar ASEAN dan juga Asia yang ternyata punya opportunity besar," kata Erick Thohir.
Baca juga: Menteri Erick Thohir serahkan bantuan vokasi pondok pesantren
"Lalu cara kira menghadapi tantangan lingkungan yang berdampak pada krisis pangan, serta bisnis yang terus berubah dengan akan banyak lapangan kerja yang hilang," imbuhnya.
Lebih lanjut Menteri Erick Thohir mensyaratkan tiga hal agar transformasi menjadi jiwa HIPMI. Pertama, percayakan masa depan kepada generasi muda dan generasi milenial, serta generasi z, jangan takut mengambil risiko terukur.
Kedua, mengedepankan pola pikir berkembang dan mempelajari tantangan bisnis di tengah arus disrupsi. Ketiga, jangan lupakan AKHLAK sebagai pondasi dari bisnis apapun yang kita rintis.
Erick Thohir berpesan agar HIPMI menjadi penggerak utama membangun Indonesia Emas 2045 berdasarkan kekuatan sendiri.
"Pemerintah sudah keluarkan berbagai kebijakan agar potensi-potensi dalam negeri ini maju. Undangan-Undang Cipta Kerja buktikan terjadinya kenaikan investasi yang disumbangkan investasi dalam negeri. Karena itu, kita harus punya roadmap mandiri yang digunakan para pengusaha kita bagi kemajuan sendiri," pesannya.
Erick Thohir menambahkan ia tidak anti asing. Namun, dengan kekuatan sumber daya alam, pasar besar karena jumlah penduduk melimpah, serta pertumbuhan ekonomi yang stabil. Maka, hal tersebut harus dimanfaatkan pada pengusaha nasional untuk memajukan Indonesia agar tidak dimanfaatkan untuk pertumbuhan bangsa lain.