Jakarta (ANTARA) - Para ilmuwan telah mengkonfirmasi keberadaan varian COVID-19 baru yang menggabungkan mutasi dari varian Omicron dan Delta untuk pertama kalinya, dengan kasus dilaporkan ada di Eropa dan AS.
Live Science, mengutip makalah yang diunggah di medRxiv, melaporkan bahwa varian hibrida baru, yang secara tidak resmi dijuluki "Deltacron", dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan oleh para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis, dan telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis.
Kasus juga ditemukan di Denmark dan Belanda, menurut database internasional GISAID. Secara terpisah, dua kasus telah diidentifikasi di AS oleh perusahaan riset genetika yang berbasis di California, Helix, menurut Reuters.
Baca juga: Dinkes: Realisasi vaksinasi penguat di Sumut mencapai 897.319 jiwa
The Guardian juga melaporkan, sekitar 30 kasus telah diidentifikasi di Inggris.
Varian hibrida muncul melalui proses yang disebut rekombinasi--ketika dua varian virus menginfeksi pasien secara bersamaan, bertukar materi genetik untuk menciptakan varian baru.
Para ilmuwan mengatakan bahwa "tulang punggung" varian Deltacron berasal dari varian Delta, sedangkan protein lonjakannya--yang memungkinkan virus memasuki sel inang--berasal dari Omicron, menurut Live Science berdasarakan makalah medRxiv, dikutip Minggu.
"Kami telah mengetahui bahwa peristiwa rekombinan dapat terjadi, pada manusia atau hewan, dengan berbagai varian #SARSCoV2 yang beredar," tulis Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam tweet pada Selasa (8 Maret).