Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menerima kedatangan satu juta dosis vaksin COVID-19 produksi Pfizer dan AstraZeneca yang terdiri atas dua gelombang kedatangan di Tanah Air pada hari Ahad, kata pejabat Kementerian Kesehatan RI.
"Kedatangan vaksin secara bertahap dan terus-menerus diperlukan untuk menjaga kestabilan stok vaksin Indonesia," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta.
Baca juga: Hal yang perlu diketahui tentang sunat, metode dan kontrol setelahnya
Menurut Siti Nadia Tarmizi, kedatangan vaksin Pfizer tahap ke-136 berjumlah 334.620 dosis, sementara AstraZeneca untuk tahap ke-137 berjumlah 705.600 dosis.
Untuk vaksin Pfizer, kata dia, dikirim langsung ke sejumlah fasilitas penyimpanan vaksin milik dinas kesehatan (dinkes), di antaranya Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, NTB, NTT, dan Sulawesi Utara.
"Estimasi kedatangan pada hari Selasa (30/11) dan Dinkes Sumatera Selatan dengan estimasi kedatangan pada hari Senin (29/11). Adapun untuk vaksin AstraZeneca dikirim ke gudang PT Bio Farma di Bandung," ujarnya.
Nadia mengatakan bahwa pemerintah saat ini fokus pada target dua dosis vaksin untuk seluruh target sasaran vaksinasi yang berjumlah sekitar 208 juta jiwa penduduk di Indonesia.
Menurut dia, perluasan dan percepatan program vaksinasi terus dilakukan di sejumlah daerah dengan melibatkan seluruh elemen.
"Pemerintah pusat juga mendorong pemerintah daerah, khususnya yang capaian vaksinasinya masih rendah, untuk makin menggencarkan program vaksinasi," katanya.
Nadia mengimbau masyarakat tidak perlu ragu dengan vaksin yang ada. Masyarakat juga diminta tidak pilih-pilih merek vaksin.
"Gunakan vaksin yang tersedia terlebih dahulu saat ini," katanya.
Pemerintah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat aman, bermutu, dan berkhasiat.
Nadia memastikan vaksin membuat tubuh relatif lebih tahan serangan virus, bisa menghindarkan dari gejala, perawatan di rumah sakit, dan mengurangi risiko kematian.
"Akan tetapi, memang tidak menjadikan seseorang kebal 100 persen terhadap infeksi virus sehingga masih dapat tetap tertular dan menularkan," katanya.
Bagi yang sudah divaksin, kata Nadia, agar tetap menjalankan protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas).
Ia menegaskan bahwa semua vaksin sama baik dan berkhasiatnya. Vaksin terbaik adalah vaksin yang tersedia, apalagi saat ini sudah diumumkan adanya kembali varian baru dari virus COVID-19 yang lebih cepat menular dan dapat mengelabui sistim kekebalan tubuh sehingga penting untuk segera memproteksi diri.
"Selain itu, juga secara bersamaan membentuk benteng untuk mencegah varian baru dan penyebarannya," katanya.