Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
akan membatasi mobilitas masyarakat dan meningkatkan protokol kesehatan serta vaksinasi COVID-19 menjelang Natal dan tahun baru.
"Selain untuk menghindari peningkatan kasus COVID seperti di 2020/2021, juga mengantisipasi gelombang tiga," ujar Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi di Medan, Rabu, dalam pertemuan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Baca juga: Positif COVID-19 di Tapsel bertahan satu kasus
Pembatasan mobilitas masyarakat antara lain dengan tidak memperbolehkan cuti bagi pekerja di hari besar keagamaan itu untuk mengurangi mobilitas.
Gubernur menyatakan pada Natal dan tahun baru 2010/2021, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Sumut usai hari besar keagamaan dengan puncaknya di 10 Februari dengan jumlah kasus 224 per hari.
"Pemprov Sumut tidak mau terulang lagi kejadian seperti 2020/2021. Oleh karena itu harus dilakukan antisipasi seperti pembatasan mobilitas," ujarnya.
Selain pembatasan mobilitas, Pemprov Sumut akan melakukan langkah peningkatan vaksinasi COVID-19 di tengah masyarakat serta pengetatan protokol kesehatan.
Peningkatan vaksinasi COVID-19 terutama di daerah-daerah yang cakupannya masih rendah.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Sumut, sampai saat ini capaian vaksinasi COVID-19 dosis I sudah sebesar 5.409.845 (47,37 persen) dan dosis II sejumlah 3.349.898 (29,33 persen).
Dia mengakui, masih ada 16 kabupaten/kota yang capaian vaksinasinya masih di bawah 40 persen antara lain Kota Tanjungbalai, Padangsidimpuan, Kabupaten Labuhanbatu, Tapanuli Tengah, Padanglawas Utara, Deliserdang, Asahan, Labuhanbatu Utara, Mandailingnatal.
Lalu, Tapanuli Selatan, Padanglawas, Langkat, Nias Selatan, Labuhanbatu Selatan, Nias Barat, dan Nias Utara.
“Pemprov Sumut akan terus meningkatkan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 menjelang Natal dan tahun baru," katanya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengatakan akan menambah pasokan vaksin untuk Sumut karena masih ada daerah-daerah yang cakupan vaksinnya tertinggal dari daerah lain.
Menurut dia, vaksinasi sangat membantu mengurangi risiko kematian dan kritis untuk orang yang terpapar COVID-19.
“Selain untuk mencegah penyebaran, vaksinasi sangat berpengaruh mengurangi risiko kematian dan kritis bagi orang yang terpapar COVID-19. Jadi vaksinasi harus ditingkatkan," katanya.
Belajar dari negara maju seperti Inggris, Belanda dan Jerman, katanya, meski tingkat penyebaran COVID-19 tinggi, tetapi angka kematian sangat kecil karena persentase vaksinasi tinggi.*