Medan (ANTARA) - Harga ekspor karet jenis SIR/TSR 20 tren naik atau sekitar 1,32 dolar AS per kg didorong naiknya permintaan di pasar luar negeri.
"Harga karet untuk kontrak Oktober 2020 di bursa Singapura pada posisi 10 September 2020 misalnya naik 5,41 sen dolar AS atau 1,32 dolar AS per kg," ujar Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat.
Naiknya harga ekspor mendorong kenaikan harga jual di pabrikan dan petani.
Baca juga: Ekspor karet Sumut ke China terus meningkat
"Ada prediksi, harga ekspor karet menguat lagi hingga akhir tahun 2020 didorong naiknya terus permintaan setelah sebelumnya terganggu akibat pandemi COVID-19 sejak Februari,"ujar Edy.
Edy mengakui, total ekspor karet Sumut Januari-Agustus 2020 masih lebih rendah dibandingkan periode sama 2019.
Pada periode 2020, ekspor karet Sumut masih 240.898 ton dari periode sama pada 2019 yang sudah sebanyak 274.703 ton.
Baca juga: Permintaan karet Sumut dari RRT dan AS meningkat
Penurunan ekspor dampak pandemi COVID-19 sejak Februari 2020 yang membuat kinerja perusahaan terganggu dan termasuk gangguan pengapalan/ekspor.
"Baru sejak Juni, permintaan karet meningkat khususnya dari RRT (Republik Rakyat Tiongkok)," ujarnya.
Permintaan yang naik diprediksi berlangsung hingga akhir tahun untuk meningkatkan stok hingga awal 2021.
Menguatnya permintaan diprediksi akan mendorong kenaikan harga jual walau tidak secara signifikan dari 1,32 dolar AS per kg saat ini.