Hal itu disampaikannya dalam acara silaturahim bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat Sumut di Grand Aston City Hall Medan pada Kamis (2/7) malam.
"Ada tiga skenario jika pandemi ini berlanjut sampai tahun 2021," katanya.
Skenario pertama yakni ditemukannya vaksin. Setelah ditemukan, dua pertiga dari populasi harus divaksin. Diperlukan dua ampul vaksin, pertama adalah untuk vaksin awal dan kedua untuk penguat.
Baca juga: Persiapan pilkada, Menkopolhukam dan Mendagri kunjungi Sumut
Baca juga: Persiapan pilkada, Menkopolhukam dan Mendagri kunjungi Sumut
Setelah ditemukan vaksin, kata Tito, selanjutnya dilakukan proses produksi dan distribusi secara massal.
"Kemudian belum lagi harus distribusi ke daerah-daerah, setelah itu dilakukan vaksinasinya sendiri. Artinya memerlukan waktu yang tidak singkat. Bahkan ada yang memperkirakan kalau ditemukan di pertengahan 2021, 2022 baru mungkin tuntas vaksinasinya," ujarnya.
Skenario kedua yakni ditemukannya golden medication atau obat yang mujarab untuk COVID-19 dan skenario ketiga yakni herd immunity. Namun, untuk skenario ketiga ini kata Tito diharapkan tidak terjadi.
"Skenario ketiga ini biarkan tertular. Yang kuat kekebalan tubuhnya survive, yang tidak kuat akan sakit atau mungkin wafat. Ini tentu skenario yang tidak kita harapkan," ujarnya.
Dalam acara tersebut, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, unsur Forkopimda Sumut dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat.