Sibolga (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga Jamil Zeb Tumori meminta kepada Pemkot Sibolga melalui Dinas Perhubungan agar memeriksa angkutan dan penumpang yang masuk ke Kota Sibolga dalam rangka pencegahan penularan COVID-19.
Hal itu disampaikan Jamil kepada wartawan di Sibolga, Kamis (2/4/2020). Menurutnya, peran media untuk menyuarakan imbauan itu sangat besar dampaknya, karena untuk menjaga Sibolga bebas dari virus corona adalah tugas bersama.
“Kita minta Dinas Perhubungan agar memeriksa setiap mobil yang masuk ke Sibolga ini. Penumpangnya dicek kesehatannya, dan armadanya disemprot menggunakan disinfektan. Dengan demikian kita tahu untuk mengawasi tamu-tamu atau keluarga kita yang masuk ke Sibolga,” ungkapnya.
Baca juga: ASN Pemkot Sibolga kumpulkan Rp214 juta dana untuk bantu warga terdampak COVID-19
Dan bukan itu saja, Jamil juga meminta agar bus-bus ekspedisi dibatasi jam operasionalnya, cukup hanya pagi saja beroperasi. Dan malam harinya dilarang masuk, agar petugas bisa fokus melakukan pengawasan.
“Kita hanya memiliki 5 pintu masuk ke Sibolga. Satu dari Tarutung, Aceh, Tapteng dan dua pelabuhan. Ini adalah hal yang mudah kita lakukan sebenarnya dengan diberlakukannya posko-posko di kelima pintu masuk itu. Sehingga warga Sibolga tidak was-was. Dan kami mohon agar para pengusaha ekspedisi dan angkutan umum bisa mematuhi aturan sebagaimana surat yang sudah dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Sibolga nomor 550/0308/IV/2020, perihal Pemeriksaan Angkutan Penumpang dalam rangka Antisipasi penyebaran Virus Corona (COVID-19), yang ditujukan kepada Kepala BPTD Wilayah II Sumut di Medan, dan berlaku sejak 3 April 2020.” ujar Jamil.
Baca juga: Pemkot Sibolga salurkan 3.000 paket sembako bagi warga terdampak COVID-19
Ketua Golkar Kota Sibolga itu pun meminta agar semua lapisan masyarakat mengawasi keselamatan Kota Sibolga. Dengan adanya pengawasan swadaya mandiri, maka Sibolga mampu melakukan perlawanan terhadap virus corona.
“Dengan bantuan dari media, kita sukseskan pencegahan corona ini. Mari kita hilangkan perselisihan ketika berbicara kemanusiaan,” kata Jamil .
