Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan membentuk tim khusus se-kabupaten kota untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (covid-19).
"Tim khusus ini akan segera dibentuk di 33 kabupaten kota se-sumatera utara, guna membantu masyarakat agar segera diberi tindakan medis jika terdeteksi mengidap covid-19," kata Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah di Medan, Selasa (3/3).
Hal itu ia sampaikan usai rapat koordinasi lintas sektor di kantor Gubernur untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau covid-19.
Baca juga: Sumut siapkan 5 rumah sakit untuk antisipasi Corona
Tim khusus yang terdiri dari dinas kesehatan dan sejumlah instansi lainnya itu untuk mencegah dan mendeteksi penyebaran virus tersebut, pasca diumumkannya dua warga Indonesia yang positif mengidap corona pada Senin kemarin.
Nantinya tim khusus yang ada di kabupaten kota tersebut juga akan membantu masyarakat untuk merujuk ke rumah sakit bila didapatkan informasi telah mengalami gejala terkena virus tersebut.
Baca juga: Pemerintah tanggung biaya pelayanan kesehatan pasien virus corona
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat tidak perlu panik menanggapi dua WNI di Depok yang terkena virus corona.
Namun warga tetap diimbau untuk waspada dengan tetap berperilaku hidup sehat serta disarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke negara-negara yang tingkat penyebaran virus corona tercatat tinggi.
Baca juga: Paus Fransiskus dilaporkan negatif virus corona
"Pembentukan tim kewaspadaan virus corona ini bukan hanya provinsi, tapi juga kabupaten kota. Nanti akan ada instruksi gubernur ke kepala daerah dan menyiapkan rumah sakit rujukan jika ada yang terdeteksi corona. Melalui media ini juga meminta masyarakat juga tidak perlu panik. Rapat hari ini bukan karena panik tapi dalam bentuk kesiapan kita agar tidak meluas," katanya.
Sementara Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas 1 Medan, Pri Agung AB mengatakan pihaknya akan meningkatkan pengawasan di jalur keluar masuk luar negeri maupun domestik seperti di pelabuhan dan bandara.
Itu dilakukan dengan mendeteksi melalui alat thermal scan, health alert card dan ruang observasi. Sehingga penanganan bisa dilakukan dengan cepat jika ada yang terdeteksi.
"Yang kita lakukan adalah meningkatkan kewaspadaan. Kemudian juga pengawasan di bandara serta pengamatan menggunakan thermal scanner, kemudian ruang observasi akan lebih ditingkatkan kesiapannya," katanya.