Tapanuli Selatan (ANTARA) - Andika, bocah 4 tahun yang doyan (suka) makan sabun yang hidup di tengah kemiskinan ini akan dibawa tinggal di Panti Asuhan bersama kedua kakaknya Nofri (10) dan Juliana (8).
"Hasil musyawarah bersama pihak keluarga, ketiga bocah sudah sepakat ketiga bocah tinggal dan hidup dalam panti asuhan," kata AM Fadhil Harahap, Camat Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan yang menghubungi ANTARA, Senin (24/3).
Baca juga: Keranjingan makan sabun cuci, bocah di Tapsel jatuh sakit
Bahkan kata dia, pak Muhammad Tabrani, pimpinan Yayasan Atohiriyah di Kelurahan Huta Tonga, Angkola Muara Tais sudah sepakat ketiganya tinggal di panti asuhan binaannya.
"Alhamdullilah, pak Tabrani yang turut mendampingi kita membawa ketiga bocah ke Puskesmas Pintu Padang tadi, untuk mendapatkan perawatan medis sudah siap untuk membina ketiganya," ungkapnya.
Baca juga: Kondisi bocah doyan makan sabun di Tapsel mulai pulih dan tersenyum
Menurut Camat, kondisi kesehatan Andika pasca dibawa berobat, Rabu (12/2), mengalami kemajuan. Berat badannya semula 10,09 kg kini naik menjadi 11,04 kg. Nofri dan Juliana kakak Andika juga tampak semakin sehat.
"Semua itu tidak lepas dari upaya semua pihak termasuk pihak Polsek Batang Angkola, Puskesmas, PKK yang turut membantu baik medis maupun asupan makanan bergizi agar bocah Andika yang sempat jatuh sakit bisa sembuh dengan baik," ucapnya.
Baca juga: Dihantam puting beliung, tiga tiang PLN tumbang menutupi Jalan Nasional di Tapsel
Menurutnya, pihak Pemkab melalui kecamatan juga sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak sekolah, Korwas, desa agar secepatnya Nofri dan Juliana secepatnya bisa tercatat sebagai siswa miskin di sekolahnya SDN Muara Tais 2.
Diberitakan sebelumya, ketiga bocah anak pasangan cerai Rosul (45) ayahnya dan Rotimah ibunya (nikah lagi sekitar 3 tahun lalu), tinggal bersama nenek mereka berusia 70 tahun di Desa Muara Tais 2 dengan hidup serba kekurangan (miskin).
Dimana sang ayah (Rosul) yang menurut keterangan masyarakat dikuatkan Camat, sosok yang dinilai tidak lagi peduli (maaf pemikiran kurang sehat) kepada ketiga anak-anaknya, pasca pisah dari isterinya Rotimah.
Sehingga memaksa putri sulungnya Nofri yang duduk dibangku kelas 3 SD ini harus bantingtulang menjadi tulang punggung keluarganya sebagai tukangcuci pakaian oranglain untuk menghidupi adik dan neneknya serta ayahnya yang hidup dibawah atap rumah papan neneknya yang tua renta.
Berat badannya bertambah, bocah doyan makan sabun di Tapsel akan tinggal di Panti Asuhan
Senin, 24 Februari 2020 12:28 WIB 4605