Tapteng (ANTARA) - Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad Sibarani langsung mengambil sikap cepat dan tegas terkait ditemukannya kematian ternak babi di Tapanuli Tengah, khususnya di Kecamatan Sarudik baru-baru ini.
Kepada wartawan bupati menegaskan, agar pemilik ternak tidak boleh membuang bangkai ternaknya ke laut atau pun ke sungai.
“Saya mendapat laporan dari Camat Sarudik dan juga dari Polsek Pandan dan Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Tengah, bahwa ada beberapa ternak babi mati dan bangkainya dibuang ke laut oleh pemiliknya. Ini tidak boleh dibiarkan, karena akan berdampak terhadap penularan virus ke ternak babi yang lain. Selain itu juga, akan mengganggu kepada masyarakat yang aktivitasnya di laut dan di sungai. Sekali lagi saya tegaskan agar jangan membuang bangkai ternak babi ke laut atau ke Sungai,” pinta Bupati melalui Diskominfo Tapteng, Minggu (17/11).
Baca juga: Ratusan ekor babi mati di Tapteng
Bupati juga menyebutkan, sudah menurunkan kembali Tim Dokter Hewan dan Dinas yang terkait untuk memeriksa keseluruhan ternak agar jangan sampai terjadi seperti di daerah lain menimpa Tapteng.
“Kalau kita beternak silahkan beternak sesuai prosedur, dan tidak ada lagi yang membuang kotoran maupun bangkai ternak ke laut atau ke sungai,” jelas Bupati.
Bupati juga meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas yang menjual daging babi yang telah mati kepada masyarakat. Kalau perlu berikan efek jerah atau ditahan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bahwa Dinas Pertanian Tapteng telah melakukan sosialisasi kepada pemilik ternak babi terkait menyebarnya virus Hog Cholera.
Sosialisasi tersebut menyangkut pengetahuan dan langkah yang diambil apabila pemilik mengetahui hewan ternak babi miliknya mendadak sakit atau mati.
“Kita sudah melakukan sosialisasi terkait mewabahnya virus ini di Sumatera Utara kepada para pemilik hewan ternak. Kami menyarankan kepada para pemilik agar secepatnya memberitahukan kepada petugas kami bila hewan ternaknya sakit mendadak. Apabila sudah mati, kami juga menyarankan untuk dikuburkan atau dibakar,” terang Drh Iskandar selaku Kepala Dinas Pertanian Tapteng melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Kristian M. Sihotang didampingi Drh Lenni Norita Hutagalung selaku Kasi Kesehatan Hewan