Tapteng (Antaranews Sumut) - Foto dengan berjudul "Jejak Para Sahabat Nabi" di Tugu Titik Km 0 Peradaban Nusantara di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, terpilih sebagai pemenang pada lomba fotografi pesona wisata yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Desember 2018.
Momentum refleksi bernilai spritual dan original yang dipotret oleh Marihot Simamora itu dinobatkan sebagai juara 1 oleh dewan juri dari Universitas Indonesia, Dr Ari Juanidi.
"Sebenarnya ada beberapa dewan juri, termasuk dari lokal yang memberi penilaian, karya foto "Jejak Para Sahabat Nabi" sebagai pemenang," kata Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Tengah, Rahmat S Jambak kepada wartawan, Kamis.
Jika dipandang sekilas, foto tersebut terkesan biasa saja. Namun sebenarnya ada makna terkandung yang merujuk kepada kisah sejarah peradaban sebuah agama terbesar di negeri ini.
Adalah Barus (Baroes dalam ejaan lama), sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, tempat dimana jejak-jejak historis itu membekas. Dahulu kala kota tua itu dikenal dengan sebutan Fansuri. Kota bandar niaga yang ramai disinggahi para saudagar dari berbagai penjuru dunia, bahkan sejak ribuan tahun silam.
Dua tahun lalu nama Barus seakan terlahir kembali. Tepatnya pada 24 Maret 2017, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) datang langsung ke kota kecil di pesisir pantai barat tersebut. Dalam lawatannya Jokowi ziarah ke pemakaman kuno Makam Mahligai.
Di kompleks pemakaman itu terdapat nisan para saudagar dan Aulia ternama dari negeri Arab. Diantaranya Syekh Abdul Khatib Siddiq (pendiri pemakaman), Syekh Rakunuddin, Syekh Imam Khotib Muazzamsyah Biktibai, Syekh Zainal Abidin Ilyas, Syekh Ilyas, Syekh Syamsuddin, dan nama-nama besar lainnya.
Kemudian Jokowi meresmikan Tugu Titik Km 0 Peradaban Islam di Nusantara. Monumen yang menjadi bukti bahwa Barus adalah pintu masuk pertama sekali ajaran agama Islam ke Indonesia.
Berbagai literatur dan hasil penelitian arkeolog menyebutkan bahwa Islam telah menyebar ke Barus sejak abad ke-7 M. Jauh lebih tua dari sejarah Wali Songo di Pulau Jawa.
Momentum refleksi itulah yang berhasil diabadikan oleh fotografernya. Foto itu dinobatkan sebagai juara pertama.
"Saya tidak menyangka kalau foto itu menang. Koordinator tim jurinya itu dosen dari UI (Universitas Indonesia)," ujar Marihot Simamora, kepada ANTARA, Kamis (24/1).
Diakui Mora, pemberian judul foto "Jejak Para Sahabat Nabi" adalah berdasarkan sejarah tentang penyebaran ajaran Islam di Barus.
Dalam foto itu ada seorang warga lokal yang berpakaian muslim berjalan kaki sembari menatap tugu berbentuk globe itu, berpadu dengan panorama sekitarnya. Ditambah lagi terdapat refleksi pada genangan air hujan di area terbuka di depan tugu.
"Ya, jadi momen dalam foto itu natural. Kebetulan ada genangan air dan ada pejalan kaki yang melintas. Setelah saya ingat-ingat, rupanya memang ada masjid kecil di sisi kanan tugu itu. Jadi pria dalam foto itu mungkin pulang sholat Dzuhur dari mesjid tadi," paparnya.
Fakta menarik lainnya, Mora sendiri beragama non Muslim. Namun menurutnya hal itu justru bernilai tersendiri baginya.
"Bagi saya pribadi itu bernilai tersendiri, mengajarkan kita bahwa pluralisme itu sangat indah," tuturnya.