Medan (Antaranews Sumut) - Badan Pusat Statistik atau BPS mengakui ada penurunan luas baku lahan pertanian Indonesia atau tinggal 7,1 juta hektare dari 7, 75 juta hektare berdasarkan data sensus 2013.
"Kalau mengacu pada data tahun 2013, luas baku lahan kita (Indonesia) 7,75 juta hektare. tetapi sesudah dilakukan pemetaan yang baru, ternyata ada pengurangan luas baku lahan menjadi 7,1 juta hektare,"ujar Kepala BPS RI, Suharyanto di Medan, Senin.
Dia mengatakan itu sebelum acara Pemantapan Statistik Pertanian dan Program Nasional Ketahanan Pangan 2018 di Medan.
Suharyanto menegaskan, pendataan yang dilakukan di 2018 itu bukan sensus, tetapi survei antarsensus, kerangka sampel area yang sudah diumumkan hasilnya, konversi dari gabah ke beras, dan ubinan untuk menghitung rata-rata produksi lahan pertanian per hektare
Dia mengakui ada perubahan data tentang pertanian dan lainnya yang menyangkut ketahanan pangan setelah BPS melakukan pendataan di tahun 2018.
Kepala BPS RI itu menjelaskan, dalam pendataan BPS di 2018 dilakukan lebih rinci seperti survei konversi dari gabah ke beras.
Dalam survei itu, petugas BPS, katanya, langsung datang ke petani yang sedang berada di ladang/sawah untuk melihat pemanenan hingga saat dibawa ke rumah atau tempat penjualan.
"BPS ingin melihat dan mendapatkan data akurat berapa pasti produksi beras petani,"katanya.
Dalam pendataan di 2018, katanya, BPS juga memastikan berapa banyak jumlah rumah tangga petani yang masuk dalam golongan gurem yang hanya memiliki lahan pertanian 0,5 hektare.
Berdasarkan data Sensus BPS 2013, ada 55 persen rumah tangga petani gurem.
"Hasil pendataan terbaru di 2018 diharapkan bisa membantu pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk membuat kebijakan dalam penanganan masalah pertanian dan ketahanan pangan sehingga masyarakat/petani semakin sejahtera,"ujar Suharyanto
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi mengatakan, hasil resmi pendataan di Sumut akan diluncurkan 5 November 2018.
BPS : luas lahan pertanian Indonesia menurun
Senin, 29 Oktober 2018 14:22 WIB 2217