Gunungsitoli, 25/11 (Antarasumut)—Tari tor tor dan tari kreasi Minang ikut memeriahkan acara pembukaan Pesta Ya’ahowu Kota Gunungsitoli tahun 2016.
Tari tor tor dibawa oleh etnis Batak Toba, sedangkan tari kreasi minang dibawa oleh suku minang dari sanggar Bundo Kanduang yang ada di Kota Gunungsitoli.
Selain tari dari beberapa etnis di Kota Gunungsitoli, pembukaan Pesta Ya’ahowu Kota Gunungsitoli tahun 2016 yang digelar di Taman Ya’ahowu, Jalan Lagundri, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli, Kamis, juga dimeriahkan tari Maena Ya’ahowu.
Saat membuka Pesta Ya’ahowu, Wali Kota Gunungsitoli Ir.Lakhomizaro Zebua mengatakan, pada budaya ono niha terdapat nilai atau cita cita dan tujuan rohani hidup bersama dalam ucapan salam damai Ya’ahowu.
Nilai luhur kebersamaan dan kedamaian dalam salam kedamaian ucapan Ya’ahowu, kemudian ditingkatkan menjadi Pesta Ya’ahowu yang terakhir dilaksanakan tahun 2005.
Pesta Ya’ahowu yang digelar saat ini menurut dia, merupakan momentum kebangkitan seni dan budaya, serta perwujudan diri kita untuk melestarikan nilai seni budaya untuk dikembangkan menjadi salah satu daya tarik wisata.
“Ini rangkaian Pesta Ya’ahowu Kepulauan Nias, pembukaannya telah digelar di Nias Selatan bulan September yang lalu. Pesta Ya’ahowu berturut turut digelar di Kabupaten Nias Utara, Nias Barat dan Nias. Kota Gunungsitoli digelar mulai hari ini sampai tanggal 26 November, dan merupakan puncak Pesta Ya’howu yang dirayakan bersamaan dengan hari jadi Kota Gunungsitoli yang jatuh pada tanggal 26 November,†terang Wali Kota Gunungsitoli.
Wali Kota memberitahu, momentum hari jadi Kota Gunungsitoli juga disinergikan dengan pelantikan Kepala Desa terpilih di wilayah Kota Gunungsitoli tahun 2016 sebanyak 63, dan pelaksanaan apel kebangsaan.
Untuk promosi wisata, pada pelaksanaan Pesta Ya’ahowu tanggal 26 November akan digelar tari kolosal yang diikuti ribuan warga, dan dicatat pada Museum Rekor Indonesia (Muri).
Dia berharap dukungan semua pihak, baik itu dari pemerintah, pelaku usaha dan investor. Kepada Pemerintah Propinsi dan pusat, dia berharap dibentuk pos pembangunan kepariwisataan Kota Gunungsitoli dalam bimtek pengembangan kepriwisataan di Pulau Nias.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kota Gunungsitoli Herman Jaya Harefa, S.PdK mengucapkan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan Kebudayaan Nias yang dikemas melalui Pesta Ya’ahowu.
Menurut Ketua DPRD, pelaksanaan Pesta Ya’ahowu telah diawali di empat Kabupaten, dan akan diakhiri di Kota Gunungsitoli sekaligus peringatah Hari Jadi Kota Gunungsitoli.
“Saya harap Pesta Ya’ahowu jangan menjadi euforia belaka, tetapi semoga dapat menjadi komoditi unggulan dan berkat. Arti kata Ya’ahowu adalah berkat dan anugerah, sehingga, setelah sekian lama tidak terselenggara, pelaksanaan Pesta Ya’ahowu tahun 2016 semoga dapat menjadi awal yang baik,†harap Ketua DPRD Kota Gunungsitoli.