Medan, 23/1 (Antara) - Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara sangat dekat dengan Selat Malaka dan strategis dikembangkan sebagai jalur perdagangan maritim di Asia.
"Pelabuhan Kuala Tanjung yang berada di wilayah pantai timur itu, juga cocok jadi pelabuhan internasional karena kedalamannya dan berada di kawasan industri," kata Direktur Utama PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana kepada wartawan di Tanjung Morawa, Jumat.
Oleh karena itu, katanya, PT Pelindo saat ini ingin mengambil peran yang lebih besar dalam mengembangkan fungsi kepelabuhan dan menampung kapal-kapal berukuran besar.
"Jadi, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung juga akan membangun perekonomian yang lebih besar di Sumatera Utara umumnya dan Kabupaten Batubara khususnya," ujar Bambang.
Dia menyebutkan, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung juga mendukung pengiriman hasil-hasil industri tambang aluminium dari PT Asahan Kabupaten Batubara dan Kawasan Ekonomi (KEK) Sei Mangke, Kabupaten Simalungun.
"Jadi, Pelabuhan Kuala Tanjung itu nantinya tidak hanya diramaikan hasil industri, hasil perkebunan, tetapi juga kapal-kapal barang dari luar negeri, serta bongkar muat barang peti kemas," katanya.
Bahkan, Pelabuhan Kuala Tanjung yang berada di jalur lalu lintas perairan Selat Malaka, juga diramaikan Kapal dari Malaysia, Singapura dan kapal asing lainnya.
Bambang menjelaskan, PT Pelindo I ingin mengembangkan yang lebih besar lagi pelabuhanya, yakni kawasan pelabuhan terintegrasi di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.
Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut nantinya diharapkan dapat menampung dan memfasilitasi kapal-kapal ultra large container vessel (ULCC). Kapal ULCC merupakan kapal berkapasitas 18.270 Teus dan membutuhkan kedalaman minimal minus 17 meter di bawah permukaan laut untuk bersandar.
Selain itu, Pelabuhan Kuala Tanjung ini akan dilengkapi dengan kereta api mengangkut barang, logistic park sebagai sarana penyimpanan, pemberian label, repacking, dan didukung dengan kawasan permukiman bagi para pekerja.
"Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung ini rencananya pembangunan dimulai Februari 215 dan diharapkan awal tahun 2018 sudah selesai dan bisa beroperasi," kata Dirut Pelindo.
Data yang diperoleh, Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung masuk dalam cetak biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang tertuang dalam Keppres Nomor 26 Tahun 2012. Kuala Tanjung juga akan menjadi pelabuhan hub pertama di Indonesia.
Tahap pertama pembangunan proyek ini akan berlangsung selama lebih kurang 18 bulan. Diperkirakan, dana yang dikeluarkan untuk Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung akan menelan biaya sebesar Rp4 triliun.
Untuk menunjang pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung, Pelindo I telah menandatangani kerja sama dengan mitra pada 17 November 2014, dalam pengembangan kawasan industri seluas 1.000 hektare.