Medan (ANTARA) - Pengamat kepelabuhanan sekaligus Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai bagian dari program strategis nasional hilirisasi dan pengiriman logistik sudah tepat. Pelabuhan itu akan menjadi pendukung aktivitas KEK Sei Mangkei dan kawasan industri yang ada di sekitar pelabuhan.
Hal ini ia sampaikan untuk merespons anggapan beberapa pihak yang menyebut pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung adalah hal yang sia-sia.
Menurut dia, kawasan industri akan efektif jika didukung dengan keberadaan pelabuhan untuk distribusi bahan baku maupun hasil produksi dari sejumlah pabrik yang ada di dalam kawasan industri tersebut.
"Bagaimana mereka yang ada di kawasan industri mau membangun pabriknya jika jauh dari pelabuhan, sementara kita tahu barang kondtruksi ataupun mesin-mesin pabrik ukuran maupun jumlahnya juga cukup besar. Ini kita masih berbicara soal pembangunan pabrik, belum distribusi hasil produksi," kata Siswanto, Jumat (14/04).
Geliat aktivitas pelabuhan disebut akan terus meningkat seiring dengan beroperasi sejumlah pabrik di KEK Sei Mangkei ataupun yang ada di Kawasan Industri Kuala Tanjung. Siswanto mengatakan, dari data yang ia peroleh, Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki sejumlah keunggulan. Salah satunya adalah kolam pelabuhan yang memiliki kedalaman mencapai minus 17 meter lws (low water spring). Dengan kedalaman kolam tersebut, Pelabuhan Kuala Tanjung dapat melayani kapal dengan ukuran panjang kurang lebih mencapai 250 meter. Dengan ukuran tersebut kapal dapat mengangkut muatan barang kurang lebih mencapai 10.000 s.d. 30.000 ton barang curah maupun general cargo dan peti kemas kurang lebih 4.000 teus.
Pengamat: Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung sudah tepat
Jumat, 14 April 2023 21:48 WIB 1837