Medan, (Antara) - Neraca perdagangan luar negeri Sumatera Utara hingga triwulan III 2014 mengalami surplus sebesar 3,26 miliar dolar AS.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Bismark S Pardamean di Medan, Senin mengatakan, surplus terbesar diperoleh dari perdagangan dengan Amerika Serikat.
"Meski ada lima negara yang mengalami defisit, tetapi karena secara total terjadi surplus, maka hal itu menggembirakan,"kata
Surplus sebesar 3,26 miliar dolar AS itu dihitung dari nilai ekspor Sumut yang mencapai 7,099 miliar dolar AS dan impor 3,838 miliar dolar AS.
Dengan Amerika Serikat, perdagangan Sumut surplus 504,111 juta dolar AS, disusul Jepang 415,851 juta dolar AS, dan Belanda 324,036 juta dolar AS.
"Surplus yang cukup besar ke beberapa negara itu akhirnya mampu menutupi terjadinya perdagangan yang defisit ke beberapa negara," katanya.
Dia menjelaskan, perdagangan Sumut yang defisit itu terjadi dengan negara Singapura, Thailand, Argentina, Malaysia, dan Australia.
Sementara itu, pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, meski surplus, tetapi defisit perdagangan yang terjadi ke beberapa negara harus mendapat perhatian pemerintah.
Apalagi, kata dia, defisit itu justru terjadi ke negara-negara terdekat dengan Sumut dan masuk dalam ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Padahal, produk-produk yang dihasilkan negara-negara tersebut sama dengan yang dihasilkan Sumut seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan karet.
"Agar tidak kalah bersaing di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang sudah semakin dekat, maka defisit itu harus diwaspadai dan disiasati," kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu. ***2***
(T.E016/B/K. Dewanto/K. Dewanto)