Medan, 14/8 (Antara) - Sebagian masyarakat masih enggan mengikuti donor darah karena kurang memahami manfaatnya baik dari segi kesehatan maupun sosial, kata Wakil Ketua Bidang Donor Darah dan Pelayanan Kesehatan PMI Sumut dr Horas Rajagukguk.
"Kalau mengetahui manfaatnya, pasti masyarakat banyak yang rutin donor," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi E DPRD Sumut di Medan, Rabu.
Selama ini, kata Horas, masyarakat sering enggan mengikuti kegiatan donor darah karena beranggapan aktivitas tersebut menyebabkan darahnya berkurang.
Padahal jumlah darah yang diambil relatif sedikit, dan dari aspek kesehatan, kegiatan donor darah tersebut membawa pengaruh yang sangat baik, terutama untuk jangka panjang.
Dengan donor darah tersebut, darah kotor dan kental yang selama memperlambat peredaran darah bisa dibuang dan diganti dengan darah yang segar.
"Dengan rutin donor, darah lebih encer sehingga peredaran darah lebih lancar," katanya.
Keenggan masyarakat untuk mendonorkan darahnya tersebut menyebabkan ketersediaan kantong darah bagi masyarakat yang membutuhkan sangat sedikit.
Ia mencontohkan kebutuhan masyarakat Sumut yang mencapai 400 kantong darah setiap hari. "Paling banyak kami hanya mampu memenuhinya sekitar 60 persen," kata Horas.
Untuk memenuhi kebutuhan kantong darah tersebut, kalangan pengelola rumah sakit terpaksa harus mendorong keluarga pasien untuk mendonorkan darahnya atau mencari pendonor suka rela.
Sedangkan untuk jangka panjang, pihaknya terus mengimbau dan meningkatkan sosialisasi tentang donor darah. "Kami terus berupaya menyosialisasikan tentang manfaat donor darah," ujar dia. (I023)