Tapanuli Selatan (ANTARA) - Banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut) akibat hujan lebat pekan lalu, menyebabkan kerusakan luas pada permukiman, infrastruktur, serta mengganggu akses transportasi di sejumlah jalur nasional dan provinsi.
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapsel per 8 Desember 2025 yang terima, Senin, mencatat sejumlah jalan utama masih terputus, termasuk akses Taput–Tapsel dan Tapteng–Tapsel, sementara jalur menuju Natal amblas. Kerusakan jalan/jembatan di Sipirok dan Batang Toru semakin memperparah terisolasinya beberpa wilayah terdampak.
"Bencana ini juga berdampak pada 197.835 jiwa, dengan 85 orang meninggal dunia, 69 luka-luka, dan 30 orang masih hilang. Korban terbanyak berasal dari Kecamatan Batang Toru dan Angkola Sangkunur yang dilanda banjir bandang," kata Kepala Pelaksana BPBD Tapsel, Julkarnaen Siregar.
Selain itu, lanjutnya, keruskan rumah mencapai 1.704 unit, terdiri atas rusak berat, sedang, ringan, hingga hilang terbawa arus. Selain itu, 16 rumah ibadah, 28 bangunan sekolah, dan 89 titik jalan mengalami kerusakan signifikan.
Kemudian, sebanyak 7.248 jiwa mengungsi dan tersebar di 28 titik, mulai dari rumah ibadah, sekolah, hingga tenda darurat. Kebutuhan mendesak meliputi air bersih, kesehatan, logistik, selimut, dan penerangan malam hari.
Badan Basional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga, sebutnya, telah menyalurkan bantuan berupa sembako, tenda keluarga, velbed, selimut, hygiene kit, genset, perahu polytelin, chainsaw, hingga perangkat komunikasi untuk memperkuat koordinasi di lapangan.
Ia menyanpaikan pemerintah daerah, juga telah menetapkan Perpanjangan Status Tanggap Darurat selama 14 hari, 8–21 Desember 2025. Tim gabungan terus melakukan pendataan, pembersihan fasos-fasum, serta pembukaan akses menuju wilayah yang masih terisolasi.
Di lapangan upaya penanganan juga terkendala pasokan BBM, minimnya alat berat, terbatasnya mobilisasi personel, gangguan air bersih, serta pemulihan listrik dan PDAM yang belum sepenuhnya normal di beberapa wilayah terdampak.
Meski demikian, ujarnya, tim merekomendasikan percepatan suplai BBM, penambahan alat berat, penyediaan mobile water treatment, serta percepatan perbaikan jaringan PLN dan PDAM untuk mendukung pemulihan dan pelayanan dasar masyarakat.
