Tapanuli Selatan (ANTARA) - Lebih dari 380 jiwa warga Dusun Pengkolan, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), terpaksa meninggalkan dusun mereka setelah banjir dan longsor melanda wilayah tersebut.
Kepala Dusun Pengkolan, Rahman Harahap, Kamis (27/11), menceritakan total 384 jiwa warganya mengungsi karena khawatir terjadi banjir dan longsor susulan. “Kami seluruh warga sudah mengungsi, kecuali dua orang yang bertahan di dusun. Sementara satu warga atas nama Derhana Harahap (56) belum ditemukan,” ujarnya.
Menurut Rahman, warga kini mengungsi sementara di Madrasah Purba Tua Sipirok, tidak jauh dari posko penanganan bencana di kawasan Rumah Makan Sinyarnyar, Desa Marsada.
Ia menyebut kondisi dusun mereka mengalami kerusakan berat. “Dusun kami sudah hancur. Saat kejadian hujan deras turun, disusul longsor beberapa haru lalu. Masih banyak kendaraan tertinggal di lokasi dan belum bisa dievakuasi karena tertutup material,” jelasnya.
Warga Pengkolan saat ini membutuhkan bantuan makanan dan logistik lainnya. “Kami hampir dua hari tidak terpantau pasca bencana. Luput perhatian. Kondisi warga memprihatinkan,” kata Rahman.
Ia juga mengkhawatirkan kondisi ratusan warga lain yang tinggal di dusun sekitar seperti Dusun Dano, Paske, dan Bulu Payung. “Mereka terisolir. Belum ada kabar bagaimana keadaan mereka hingga sekarang. Sudah berhari-hari juga luput perhatian,” keluhnya.
Di jelaskannya, bahwa akses jalan menuju Dusu Pengkolan arah datang dari Sipirok, yang berlokasi di pinggiran jalan nasional ini sudah putus total, demikian ke arah Tarutung ada sejumlah titik longsor. Sehingga betul-betul terisolir.
Upaya penanganan dari pemerintah daerah, BPBD, TNI/Polri, dan relawan masih terus dilakukan untuk membuka akses dan memastikan kondisi korban di seluruh dusun terdampak.
